Sudah seminggu berlalu sejak Seung Won mengajaknya makan malam
pertama, dan selama itu juga Ssil Jung sama sekali tidak ada mendengar
kabar apapun dari Seung Won. Ssil Jung sedang sibuk dengan design gelang
yang diminta Seung Won saat bel pintunya berbunyi.”Max… Bisakah kau
membukakan pintu untukku??”teriak Ssil Jung dari kamarnya.
“Tentu, sayang…”sahut Max cepat yang saat itu baru selesai mandi dan masih mengenakan jubah mandinya.
Betapa terkejutnya Max saat mendapati Seung Won berdiri di depan
pintu. “Apa Ssil Jung ada??”tanya Seung Won dingin sambil mengamati Max
dengan seksama.
“Ada, apa kau mau menunggu di dalam?? Ssil Jung sedang di kamarnya, aku akan segera memanggilkannya..”ujar Max menawarkan.
“Aku menunggu disini saja…”
Saat itulah Ssil Jung berteriak dari kamarnya,”Siapa Max??”tanya Ssil Jung.
“Tamu untukmu, Nona… Dan segeralah keluar kalau kau tidak ingin dia pergi…”balas Max lalu berjalan menuju kamar Ssil Jung.
“Seung Won?? Ada apa??”tanya Ssil Jung begitu melihat Seung Won
berdiri di depan pintunya dengan aura yang begitu mengerikan. Sepertinya
kata ‘marah’ tidak cukup menggambarkan apa yang Ssil Jung lihat di
wajah Seung Won.
Tanpa peringatan sebelumnya, Seung Won langsung menarik Ssil Jung ke
pelukannya dan melangkah masuk ke apartemen Ssil Jung,”Siapa pria
itu??”tanya Seung Won cepat dan dalam. Ada rasa cemburu merasuk ke dalam
hati Seung Won.
“Siapa Max itu bukan urusanmu, dan tolong lepaskan aku…”jawab Ssil
Jung bergetar, bingung dengan kelakuan Seung Won yang begitu tiba-tiba.
Brengsek! Aku tahu kalau siapa dia memang bukan urusanku. Aku
tidak memiliki hubungan yang istimewa denganmu. Tapi melihat ada
laki-laki lain yang mungkin sudah menyentuhmu, membuatku kesal! Aku
berusaha melupakanmu dengan bepergian selama seminggu, tapi kau tetap
berada dalam pikiranku, menolak semua usahaku untuk melupakanmu!pikir Seung Won kesal.
“Kenapa dia bisa ada di apartemenmu dalam keadaan setengah
telanjang?! Apa kalian tidur bersama??”desak Seung Won semakin menarik
Ssil Jung mendekat padanya.
Ssil Jung menatap Seung Won dengan tatapan bingung. Dia sama sekali
tidak mengerti kenapa Seung Won harus marah saat melihat Max. Mereka
hanya klien, dan tidak lebih. Walaupun Ssil Jung menyadari kalau ada
getar-getar gairah saat dia menatap mata hitam milik Seung Won.
“Itu bukan urusan anda, Mr. Cha… Dan tolong lepaskan aku!”tegas Ssil Jung.
“Brengsek!”maki Seung Won geram.
“Jaga ucap…”
Ssil Jung hanya bisa meneruskan kata-kata peringatannya di bibir
Seung Won. Pria itu mencium Ssil Jung dengan lapar, seakan belum bertemu
wanita selama seratus tahun. Ssil Jung berusaha dengan sekuat tenaganya
mendorong Seung Won walaupun Ssil Jung sadar kalau tenaga Seung Won
jauh lebih besar. Tapi semua usaha Ssil Jung perlahan melemah seiring
melembutnya ciuman Seung Won.
Semua pria itu sama, Kim Ssil Jung… Kau tidak boleh disakiti lagi… Menjauhlah sebelum semuanya terlambat… Ingat apa yang Jong Hoon lakukan padamu… Seberapa dalamnya kau mencintai seseorang, kau tetap akan ditinggalkan. Suatu saat pasti akan berpisah juga.
Semua ingatan tentang pengkhianatan Jong Hoon dan semua kebohongan
pria itu seakan menjadi air dingin yang menyiram Ssil Jung. Saat ciuman
Seung Won semakin melembut dan membuai, Seung Won juga mulai melemaskan
pegangannya pada Ssil Jung. Ssil Jung mengambil kesempatan ini untuk
mendorong Seung Won.
“Pergi dari sini sekarang juga!!”teriak Ssil Jung penuh emosi.
Mata Seung Won berkabut karena gairah,”Kau ingin aku pergi??”tanya Seung Won serak.
“Pergi dan jangan pernah temui aku lagi!!”geram Ssil Jung sambil berusaha mendorong Seung Won keluar dari apartemennya.
Tiba-tiba Max muncul dengan pakaian lengkap,”Apa yang terjadi sayang??”tanya Max lembut.
“Usir dia keluar, Max!!”teriak Ssil Jung sambil berlari menuju kamarnya.
Seung Won hanya terdiam menatap kepergian Ssil Jung. “Apa yang sudah kau lakukan padanya?!”geram Max.
“Bukan urusanmu!”sahut Seung Won sambil lalu dan segera melangkah keluar dari apartemen Ssil Jung.
Sejak malam itu Ssil Jung sama sekali tidak keluar kamar hingga
keesokan siangnya. Dia bahkan tidak masuk kerja dan membatalkan makan
siang bersama Yuhee. Wanita itu mengurung diri di kamar sampai terdengar
ketukan pelan di pintu kamarnya.
“Ssil Jung… Keluarlah… Kau bahkan belum makan malam dari kemarin. Kau
bisa sakit, Ssil Jung…”bujuk Max yang memutuskan tinggal sampai Ssil
Jung kembali normal walaupun kantor sudah menelponnya agar kembali
sesegera mungkin.
Ssil Jung menatap jendela. Hari itu hujan, dan jendela kamar Ssil
Jung tidak luput dari terpaan air hujan. Ssil Jung terus mengabaikan
suara-suara di depan pintu kamarnya. Dia begitu shock dengan semua
kejadian yang dialaminya. Ssil Jung memang tidak bermaksud untuk
menyukai Seung Won agar hatinya tidak terluka lagi. Tapi apa yang Seung
Won lakukan memberikan dampak yang berbeda.
“Kim Ssil Jung… Buka pintunya sekarang juga!”geram sebuah suara diluar.
Ssil Jung sangat mengenal suara itu. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa dia bisa ada disini??
“Sayang… Buka pintunya, keluarlah… Atau kami yang masuk??”ujar suara lain yang kali ini milik Yuhee.
Maxim Calagher! Hanya dia yang bisa melakukan ini semua!pikir Ssil Jung kesal tapi dia tetap berjalan menuju pintu kemudian membukanya.
Dennis langsung menerobos masuk dan menarik Ssil Jung hingga terduduk di pinggir ranjang
king size milik Dennis dulu. “Apa yang terjadi?? Kenapa Maxim sampai menelpon kami??”serbu Dennis cepat.
“Tidak ada masalah besar. Aku hanya sedikit shock.”sahut Ssil Jung
memilih-milih jawaban apa yang akan diberikannya kalau-kalau Dennis
tidak puas dengan jawabannya saat ini.
Dennis melihat adiknya dengan tatapan yang akan membuat wanita
manapun langsung mengakui kesalahan mereka. Tapi sedetik kemudian Dennis
tersenyum,”Aku percaya padamu. Tapi jangan pernah berbuat seperti ini
lagi. Kami semua mencemaskanmu. Kau tahu kalau kami bisa menjadi
tempatmu bercerita. Jadi jangan menyembunyikan apapun…”
“Ssil Jung-ah… Kau nyaris membuatku terkena serangan jantung. Jangan
pernah melakukan ini lagi. Kau bisa sakit, dan pingsan seperti di pesta
Dennis… Berjanjilah untuk tidak merusak diri sendiri! Jeball…”desak
Yuhee serius.
Ssil Jung berusaha menarik sudut-sudut bibirnya agar menyerupai orang
tersenyum,”Aku janji. Kalian tidak perlu cemas…”ujar Ssil Jung datar.
Dalam hatinya dia tahu, Yuhee paling enggan mengakui kalau mereka adalah
keluarga Korea, dan kalau Yuhee sampai menggunakan bahasa mereka, itu
artinya Yuhee benar-benar memohon. Yuhee, kakaknya yang dingin seperti
bulan, sudah memohon padanya, dan bagaimana mungkin dia tega untuk tidak
mengabulkan permintaan kakaknya?
Lewat tengah malam barulah kedua saudaranya sepakat menyatakan kalau
Ssil Jung baik-baik saja, dan mengancam Max bahwa kalau dia berani
meninggalkan Ssil Jung sendirian, Dennis akan memastikan kalau dia akan
benar-benar kehilangan satu-satunya eksistensinya di dunia. Max_walaupun
tahu itu hanya ancaman kosong dari Dennis_tetap bergidik ngeri saat
mendengarnya.
“Apa pria tampan itu menyakitimu??”tanya Max saat mereka hanya tinggal berdua di apartemen Ssil Jung.
Ssil Jung menatap sahabatnya kesal,”Aku benci padamu, Maxim! Kau
selalu menelpon mereka kalau aku melakukan sesuatu diluar keinginanmu!
Dan aku tidak akan bercerita apa-apa padamu lagi!”geram Ssil Jung sambil
membalik badannya hingga memunggungi Max.
“Maafkan aku. Aku hanya terlalu mencemaskan keadaanmu. Kau terlihat begitu terluka…”
“Aku tid…”belum sempat Ssil Jung meneruskan ucapannya, telpon di
dekatnya berdering, dengan malas Ssil Jung mengangkat gagang telpon itu
hingga dia bisa mendengar suara si penelpon.
“Ssil Jung??”
Dengan spontan Ssil Jung langsung membanting telpon kembali ke
tempatnya. Tapi sedetik kemudian benda itu kembali berdering. Dengan
segenap keberanian yang berhasil dikumpulkannya, Ssil Jung kembali
mengangkat gagang telpon.
“Apa yang kau inginkan??”tanya Ssil Jung datar.
“Aku ingin bertemu denganmu…”ujar Seung Won dengan cepat menyatakan
keinginannya sebelum Ssil Jung membanting kebali pesawat telponnya.
“Aku tidak akan menemuimu kapanpun dan untuk alasan apapun…”tukas Ssil Jung.
Seung Won menghembuskan napas panjang,”Ada yang ingin kubicarakan. Penting!”
“Tapi aku sama sekali tidak ingin bertemu apalagi bicara dengan anda
Mr. Cha. Dan mengenai masalah rancangan, sebutkan alamat anda, nanti
saya akan menyuruh seseorang untuk mengantarkan designnya pada anda.
Saya sudah menyelesaikannya…”
“Brengsek!”umpat Seung Won kesal.
“Jaga ucapan anda, Mr. Cha…”tegur Ssil Jung datar.
“Berhenti menyebut namaku seperti itu, Ssil Jung. Dan aku tidak akan
memberitahukan apapun padamu kalau bukan kau yang mengantarkan design
itu. Bersikaplah professional. Kau dan aku yang berbisnis, jangan
libatkan orang lain.”
Ssil Jung terdiam. Dan akhirnya Ssil Jung menyetujui untuk mengantar sendiri design kalung yang diminta Seung Won.
“Kalau anda memang ingin saya yang mengantarnya, saya tidak terima
mengantar ke alamat rumah anda. Kita bertemu besok di Jeremian’s saat
makan siang. Tidak ada sentuhan dan tidak ada pembicaraan yang tidak
perlu. Anda setuju??”tanya Ssil Jung cepat.
Di kamarnya Seung Won tersenyum puas,”Kenapa kau takut kerumahku Ssil
Jung?? Dan kenapa kau takut aku sentuh?? Apa itu akan menyalakan api
gairahmu?? Dan kau takut mengkhianati kekasihmu??”goda Seung Won.
Ya! Aku tidak berani menantang kesalahan itu lagi. Berdekatan
denganmu hanya akan membuat semua kendali diriku hancur dan aku kembali
mengulang kesalahan yang sama. Dan mendengar suaramu yang begitu
menggoda saja sudah membuat tubuhku bereaksi.pikir Ssil Jung. Tapi ada satu kata dari ucapan Seung Won yang mengganjal di hati Ssil Jung.
“Kekasih?? Apa maksud anda??”tanya Ssil Jung bingung.
“Ya kekasih! Pria yang nyaris setengah telanjang saat aku datang ke
rumahmu dan menciummu! Pria yang langsung memelukmu begitu melihatmu di
toko! Jangan katakan padaku kalau dia hanya kencan semalammu!”sembur
Seung Won tanpa sadar.
“Aku tid…”Ssil Jung menghentikan ucapannya saat dia sadar siapa pria
yang dimaksud Seung Won. Dan kemudian Ssil Jung menarik napas dalam
sebelum memuntahkan kemarahannya,”Apapun hubunganku dengan Max itu jelas
bukan urusan anda, Mr. Cha!!”teriak Ssil Jung sebelum kembali
membanting pesawat telpon ke tempatnya semula.
“Ada masalah??”tanya Max lembut setelah mengamati semua yang Ssil Jung lakukan.
Ssil Jung menatap Max sebelum menghempaskan tubuh mungilnya di sofa
lembut yang ada disana, Max pun langsung duduk di sisi Ssil Jung hingga
Ssil Jung bisa menyandarkan kepalanya ke bahu Max yang lebar,”Aku lelah,
Max. Aku lelah menghadapi pria-pria emosian. Dan aku sangat bersyukur
kau berbeda…”gumam Ssil Jung yang beberapa saat kemudian tertidur di
sofa sebelum diangkat Max ke kamarnya.
Seung Won sudah menelpon Selena pagi-pagi sekali untuk mengatakan
kalau dia tidak masuk kantor hari ini. Pria itu sudah menjadwal
kegiatannya hari ini yang dimulai dengan berolahraga di gym sebelum
pergi ke rumah Min Young. Seung Won mengendarai mobilnya menuju rumah
Min Young yang membutuhkan waktu 20 menit dari apartemennya.
“Seung Won!”ucap Min Young tidak percaya saat sedang minum teh di
beranda kamarnya dan melihat Seung Won keluar dari mobil. Diana langsung
turun ke lantai satu dan menyambut Seung Won dengan gembira. “Lama
sekali kau tidak mengunjungiku. Terakhir kali kita bertemu saat aku
berulang tahun…”gumam Min Young sambil memeluk anaknya.
“Aku sibuk…”jawab Seung Won singkat setelah Min Young melepaskan pelukannya.
“Kau membutuhkan seorang istri agar kau sadar kalau hidup itu tidak
harus dengan terus bekerja…”ujar Min Young sambil berjalan menuju
halaman belakang dan menginstruksikan pada pembantu untuk membawakan
minuman ke halaman belakang.
“Berhentilah menyuruhku menikah, Min Young.”geram Seung Won.
“Aku tidak bisa. Setelah ayahmu meninggal, akulah yang harus
mengingatkanmu untuk menikah. Itu kewajibanku sebagai ibumu. Dan aku
juga harus mengatakan ini, aku sangat berterima kasih karena kau tetap
memenuhi janjimu pada ayahmu untuk membelikanku rumah ini…”ujar Min
Young lembut.
“Setiap aku datang, selalu itu yang kau katakan. Apa belum cukup
mengucapkan terima kasih satu kali saja??”tanya Seung Won terdengar
kesal.
“Baiklah. Maafkan aku.”sahut Min Young cepat,”Oh… Ada hal yang ingin kutanyakan padamu.”
“Apa??”tanya Seung Won penasaran, karena apapun yang akan ditanyakan
Min Young, Seung Won sudah mendengar bel bahaya berbunyi. “Terima
kasih…”ujar Seung Won pada Marie, pembantu yang baru enam bulan bekerja
pada Min Young saat wanita itu mengantarkan minuman mereka.
“Kenapa hari ini kau bisa datang kesini padahal ini adalah jam kerja??”tanya Min Young langsung.
“Aku ada janji makan siang dengan klien. Dan aku rasa ucapanmu benar,
aku terlalu sibuk. Karena itu aku memutuskan hari ini untuk meliburkan
diri…”jawab Seung Won.
“Apa klien ini begitu penting?? Dan apakah dia wanita cantik??”tanya Min Young lagi.
“Untuk kedua pertanyaanmu jawabannya adalah ya! Kau puas??”tanya
Seung Won terdengar kesal karena Min Young sepertinya tahu semuanya. Min
Young mengangguk sambil tersenyum puas. Ada sesuatu yang disembunyikan
Min Young. “Berhenti tersenyum seolah kau mengetahui segalanya, Kan Min
Young!!”tegur Seung Won benar-benar kesal.
“Oh, aku tidak mengatakan kalau aku mengetahui segalanya. Kau jelas
tahu itu. Tapi aku cukup mengetahui beberapa hal tentangmu. Jadi
ceritakan padaku, apa kau baru mengenal wanita ini atau sudah lama??”
Seung Won pasrah. Min Young memang ibunya, ibu tiri Seung Won, dan
selain status itu, Min Young adalah sahabat Seung Won. Wanita itu
langsung jatuh cinta pada ayahnya saat keduanya bertemu di pesta yang
diselenggarakan Seung Won lebih dari 6 tahun yang lalu. Mereka sama
sekali tidak memperdulikan kenyataan bahwa usia mereka berbeda 17 tahun
dan langsung menikah beberapa bulan kemudian.
“Aku baru mengenal Ssil Jung lebih dari dua minggu yang lalu. Sebelum kau berulang tahun.”jawab Seung Won.
“Ssil Jung ya??”ulang Min Young pelan,“Dan kau langsung tertarik
padanya bukan?? Ceritakan bagaimana kalian bertemu hingga sekarang. Aku
penasaran dengan wanita yang sanggup membuatmu meliburkan diri dari
kerajaanmu tercinta.”goda Min Young sambil tersenyum.
“Kau ingat aku mengajakmu ke pesta di Eleanor House?? Disanalah aku
bertemu dengan Ssil Jung. Dia menjadi pasangan dari pria yang mengadakan
pesta itu. Awalnya aku menghakiminya sebelah pihak.”
“Karena dia terlihat sebagai anak orang kaya dan mendampingi pria
tampan?? Dan lebih buruk lagi mungkin, kau menyangka kalau dia seperti
Sunny??”
“Ya. Tapi siapapun akan berpendapat seperti itu kalau kau melihat
betapa bahagianya di berdiri di sebelah pria itu sementara pria itu
bahkan meninggalkannya di pinggir lantai dansa begitu saja.”
“Dan kapan kau tahu kalau pendapatmu salah??”
“Malam itu juga. Ssil Jung tiba-tiba jatuh dan dia memintaku untuk
memanggil Dennis, pria yang menjadi pasangannya dan juga saudaranya…”
Min Young terdiam. Dan tepat saat Seung Won akan melanjutkan
ceritanya, Min Young menyela,”Apa yang kau maksud Dennis Park??”tanya
Min Young cepat.
“Kau mengenalnya??”
“Kami bersahabat. Dulu… Oh, seandainya aku tahu kalau yang mengadakan
pesta itu Dennis, aku pasti akan datang…”gumam Min Young kecewa.
“Bagaimana bisa kau mengenal Dennis??”
Min Young tersenyum,”Sewaktu aku masih aktif menjadi model, Dennis
adalah salah satu model pria yang paling terkenal. Dia juga bermain
football,
dan merangkap menjadi model. Semua model wanita memujanya, dia begitu
tampan…”ujar Min Young sambil mengenang masa-masanya menjadi model
terkenal.
“Dennis model??
Football?? Apa yang kau bicarakan?? Dia pengusaha!”
“Dennis adalah anak tertua dari tiga bersaudara, dia mempunyai kembaran yang bernama…”
“Yuhee??”sambung Seung Won cepat.
“Ya, Yuhee. Dan seorang adik perempuan lagi…”Min Young menghentikan
ucapannya setelah teringat sesuatu. “Ssil Jung yang kau katakan tadi
apakah adik Dennis yang paling kecil??”
“Mungkin.”sahut Seung Won datar.
“Oh… Kim Ssil Jung memang selalu memuja Dennis, dan Dennis juga
sangat menyayanginya. Tapi gadis mungil yang dulu manja itu mungkin kini
sudah memiliki anak. Sekarang dia pasti sudah sangat dewasa, dan jangan
pernah menyamakannya dengan Sunny, Seung Won. Aku memang tidak terlalu
mengenalnya secara langsung, aku hanya pernah bertemu sekali dengannya
dan selebihnya aku selalu mendengar kabar Ssil Jung dari Dennis. Ssil
Jung berbeda…”jelas Min Young serius saat mengingat betapa Dennis
mencemaskan adiknya saat gadis itu memilih masuk asrama salah satu
sekolah di Eropa sementara semua keluarganya di Dallas.
“Ssil Jung sudah menikah??”tanya Seung Won tidak percaya.
Min Young malah menatap Seung Won dengan pandangan menyelidik,
berusaha mencari apakah ada tanda-tanda berbohong padanya, tapi Min
Young cukup lega karena Seung Won benar-benar tidak tahu mengenai kabar
itu. “Ya. Ssil Jung menikah saat dia baru saja memulai pendidikannya di
salah satu universitas Italy. Dia bertemu Jong Hoon, dan tidak sampai
beberapa bulan kemudian mereka menikah…”
“Jong Hoon??”
“Kau pasti mengenal suami Ssil Jung. Dia Kim Jong Hoon…”
“Tapi dia sudah bangkrut dan menghilang. Bagaimana mungkin Ssil Jung menikah dengannya??”
“Kau bilang Jong Hoon bangkrut?? Tidak mungkin, Dennis pasti akan
berusaha menyelamatkan perusahaannya. Tidak mungkin Dennis membiarkan
adiknya susah.”
“Tapi kau bilang kalau dia saat itu seorang model atau apalah.
Bagaimana cara Dennis menyelamatkan suami adiknya?? Kim Jong Hoon
bangkrut hampir lima tahun yang lalu!”jelas Seung Won.
Min Young menggeleng pelan,”Entahlah. Bisa jadi ibu mereka yang menyelamatkan Dennis. Kenapa tidak??”
“Ibu kau bilang?? Kenapa tidak ayah??”tanya Seung Won semakin penasaran.
“Ayah mereka hanya seorang pelukis. Berbeda dengan ibunya yang seorang milyuner. Kim Hee Na, itu namanya.”
“Hee Na ibu Ssil Jung?? Mereka kaya.”ujar Seung Won begitu saja. “Tentu saja mereka kaya.”sambung Min Young.
“Apa lagi yang kau tahu tentang Ssil Jung??”tanya Seung Won penasaran.
“Tidak ada. Beberapa tahun setelah aku bertemu ayahmu, ayah mereka
terkena serangan jantung dan membuatnya stroke, Hee Na memilih mundur
dari dunia bisnis dan menyerahkan semuanya pada Dennis. Hanya itu yang
aku tahu.”jelas Min Young pelan.
Seung Won terdiam. Dia berusaha mencerna semua penjelasan Min Young.
Dan kemudian Seung Won bangkit dari tempat duduknya. “Sudah hampir jam
makan siang. Aku harus bertemu Ssil Jung…”
“Aku rasa aku tidak akan boleh untuk ikut denganmu, jadi kalau nanti
kau ada janji makan siang lagi bersama Ssil Jung yang jauh lebih santai,
aku ingin ikut. Aku ingin tahu kabar Dennis…”
Seung Won sama sekali tidak merespon permintaan Min Young. Dia langsung berjalan cepat menuju tempat mobilnya terparkir.
Ssil Jung sengaja datang lebih lambat dari yang dijanjikan, berharap
kalau Seung Won bosan, dan pergi meninggalkannya. Tapi semua harapan
Ssil Jung sia-sia karena saat dia datang, Seung Won melemparkan senyuman
padanya.
“Kau mau makan apa??”tanya Seung Won sambil menarikkan kursi untuk Ssil Jung.
“Terima kasih. Tapi pesanan bisa nanti saja, aku ingin minum
cappuccino saja saat ini.”ujar Ssil Jung berusaha agar emosinya tidak
terbaca. Siang itu Ssil Jung sudah berusaha untuk tidak berdandan tapi
apapun yang Ssil Jung inginkan, pada akhirnya dia malah berdandan
habis-habisan. Ssil Jung mengenakan kaos lengan panjang motif
kotak-kotak dengan rok selutut polos dengan warna senada ditambah dengan
syal rajut yang dipaksakan Max agar Ssil Jung tidak kedinginan di cuaca
yang baru akan memasuki musim dingin ini.
“Aku ingin minta maaf atas apa yang sudah kulakukan malam itu.”ujar Seung Won membuka pembicaraan.
Ssil Jung menatap Seung Won sebelum menunduk mengeluarkan sketsa
kalung yang diminta Seung Won. “Ini design yang anda minta. Saya harap
anda puas.”ujar Ssil Jung mengabaikan apapun ucapan Seung Won
sebelumnya.
“Ssil Jung…”
“Kalau ada yang ingin anda ubah, tolong katakan pada saya, jadi saya
bisa langsung memperbaikinya.”potong Ssil Jung cepat berusaha agar Seung
Won tidak menyebutkan namanya dengan nada menggoda seperti itu.
“Brengsek! Dengarkan aku Ssil Jung!!”geram Seung Won sambil meremas tangan Ssil Jung yang sedang memegang kertas sketsa.
Ssil Jung langsung menatap Seung Won,”Saya rasa kita sudah sepakat
untuk bicara tentang pekerjaan dan tidak ada sentuhan…”ujar Ssil Jung
pelan sambil berusaha menarik tangannya.
“Ya, dan aku akan melakukannya setelah kau mendengarkan
ucapanku.”tegas Seung Won seakan tidak ingin dibantah lagi. Dan ya,
selama ini tidak seorangpun berani mendebat Seung Won.
Ssil Jung menyentak tangannya dengan kuat dan berhasil melepaskan
diri dari Seung Won. “Maaf, tapi kita sama sekali tidak ada menyepakati
masalah ini. Jadi kalau anda sudah selesai, dan tidak ada lagi yang akan
diperbaiki dari design ini, saya akan pergi. Selamat siang.”pamit Ssil
Jung yang langsung berdiri dan membalik tubunya tiba-tiba hingga dia
menabrak seorang pria besar berkulit gelap.
“Maaf…”ujar Ssil Jung penuh penyesalan sebelum Seung Won dengan cepat
menarik Ssil Jung ke sisinya yang diikuti dengan gerakan protes dari
Ssil Jung.
“Aku tid… Ssil Jung??”ujar pria itu saat memandang Ssil Jung.
Mendengar namanya diucapkan dengan nada begitu akrab membuat Ssil
Jung mendongak dan menatap sepasang mata coklat yang sangat dikenalnya.
“Romaz… Kau Romaz kan??”tanya Ssil Jung seakan tidak percaya saat
melihat sahabat baiknya di unversitas kini berdiri di hadapannya.
“Tentu saja ini aku. Beri aku pelukan…”ujar Romaz senang sebelum
menyadari keberadaan Seung Won. “Ah maaf. Aku tidak sadar kalau kau
sedang bersama temanmu. Bagaimana kabar Jong Hoon?? Aku sudah lama
sekali tidak melihatnya di country club ataupun acara apa saja yang
biasa di datanginya.”tanya Romaz yang hampir lima tahun tidak bertemu
dengan Ssil Jung. Mereka terakhir bertemu saat Ssil Jung menikah.
Ssil Jung menegang. Dan Seung Won menyadari hal itu. Dia melonggarkan
pegangannya pada tubuh Ssil Jung sambil berharap ketegangan Ssil Jung
berkurang. Tapi ketegangan Ssil Jung malah semakin meningkat saat Ssil
Jung berusaha menjawab pertanyaan Romaz. “A, aku… D, dia… J, Jong Hoon…
Aku tidak tahu!!”ujar Ssil Jung tergagap lalu langsung berlari keluar
dari Jeremian’s dan mulai menyebrangi jalan.
Seung Won langsung mengejar Ssil Jung, meninggalkan Romaz yang
kebingungan, dan baru berhasil menangkap pergelangan tangan Ssil Jung
saat mereka berdua sudah berada di seberang jalan. “Aku tidak tahu!! Aku
benci mengingatnya!! Aku tidak ingin mengingatnya!! Jangan tanya apapun
padaku!”teriak Ssil Jung histeris sampai membuat mereka berdua jadi
pusat perhatian para pejalan kaki.
Seung Won menarik Ssil Jung ke dalam pelukannya saat wanita itu mulai
menangis,”Aku tahu. Aku tidak akan bertanya apapun tentangnya. Tapi aku
mohon, berhentilah menangis seperti ini. Biarkan aku mengantarmu
pulang, oke??”ujar Seung Won lembut seakan wanita yang berada dalam
pelukannya kini terbuat dari kaca yang akan pecah saat suara Seung Won
meninggi sedikit saja.
“Ak, aku tidak ingin pulang… M, Max akan cemas dan dia akan menelpon Dennis. Jangan bawa aku pulang.”ucap Ssil Jung pelan.
“Baiklah. Aku akan membawamu ke rumahku, tapi demi Tuhan, berhentilah
menangis.”ujar Seung Won sambil membantu Ssil Jung berjalan menuju
mobilnya yang diparkir tidak jauh dari tempat mereka berhenti tadi.
NB:
cast tambahan :
- Justcallme Ika as Kan Min Young
- Serba Sembiring as Kim Hee Na
—–to be continued—–
http://allmyfantasy.wordpress.com/2011/09/21/young-kim-marriage-4/