2011/09/26

Young Kim Marriage (Ending)


Sudah seminggu mereka kembali ke Dallas, dan Seung Won juga sudah memberitahukan Dennis dan Yuhee kalau mereka sudah berada di Dallas. Ssil Jung sangat bahagia tinggal bersama Seung Won, tapi ada beberapa hal yang akan dengan mudah merusak kebahagiaannya. Dan malam ini Ssil Jung bertekad untuk menanyakan salah satu dari masalah itu pada Seung Won. Dia sangat berharap kalau Seung Won akan menjawab pertanyaanya dengan jujur.
Ssil Jung sudah menelpon Seung Won agar pulang lebih cepat untuk makan malam dirumah, dan Seung Won tanpa bertanya apa-apa langsung meng-iyakan permintaan Ssil Jung. Malam itu Ssil Jung mengenakan baju dengan bahu terbuka yang sangat pas di tubuhnya dengan rok panjang dengan belahan tinggi di depannya yang sangat menggoda pria manapun. Dan Ssil Jung sedikit memotong rambutnya sehingga terlihat lebih pendek.
Semua usaha Ssil Jung tidak sia-sia saat melihat Seung Won begitu terkejut melihat kekasihnya. Yang sia-sia malam itu adalah masakan yang sudah dibuat Ssil Jung, karena begitu melihat Ssil Jung, Seung Won langsung menggendong Ssil Jung hingga ke kamar tidurnya dan mulai bercinta dengan Ssil Jung. “Kau benar-benar makhluk penggoda paling berbahaya di dunia!”geram Seung Won sambil menggigiti puncak payudara Ssil Jung pelan.
“Aku bersyukur kau mengajakku makan malam di rumah, karena kalau kau mengajakku makan malam di luar, aku yakin tidak akan bisa menahan untuk tidak membaringkanmu di tengah meja restoran…”lanjut Seung Won yang sesaat kemudian menyatukan dirinya dengan Ssil Jung.
Mereka berdua baru terjaga saat jam sudah menujukkan pukul 11 malam. Ssil Jung masih meringkuk di pelukan Seung Won saat dia mulai bicara. “Kau pernah mengatakan kalau kau akan jujur padaku, bukan??”tanya Ssil Jung tiba-tiba.
Seung Won mengecup kepala Ssil Jung lembut,”Ya, sayang… Ada apa??”tanya Seung Won pelan.
“Dulu, waktu kita pertama kali bertemu dan beberapa hari sesudahnya, kau terlihat begitu meremehkan apapun yang aku lakukan. Kau terkesan tidak percaya kalau aku mampu melakukan itu semua. Apa sampai sekarang perasaan itu masih ada dalam dirimu??”tanya Ssil Jung pelan, cemas menanti jawaban Seung Won.
Seung Won semakin mempererat pelukannya sebelum menjawab pertanyaan Ssil Jung. “Dulu, ada wanita bernama Sunny yang pernah masuk ke dalam kehidupanku. Hampir sama denganmu, aku sangat tergila-gila dengannya. Dia terlihat begitu tulus berteman denganku dan dia begitu cantik. Dia anak tunggal dari pemilik SM Enterprise yang saat itu sedang berjaya. Aku bekerja sebagai pengantar surat di perusahaan mereka, dan berkali-kali kencan rahasia dengan Sunny. Tapi ternyata dia tidak setulus yang aku kira. Dia hanya memanfaatkanku untuk menutupi hubungannya dengan kekasihnya yang tidak lain tidak bukan adalah pamannya sendiri.”jelas Seung Won serak,
”Jangan tanya aku tahu hubungan mereka darimana, karena aku melihat langsung mereka berkencan. Dari pagi hingga sore aku bekerja di perusahaan mereka, tapi malamnya aku bekerja di sebuah hotel sebagai bellboy. Disanalah aku melihat mereka berdua makan malam dan kemudian memesan kamar hotel. Mereka tidak segan-segan untuk berciuman di depan umum, dan saat aku menegur mereka, Sunny berkata kalau dia tidak mengenalku dan langsung meninggalkanku begitu saja.
Dan hebatnya, keesokan harinya saat aku tahu kalau pamannya sedang dinas di luar negeri, Sunny mendatangiku dan mengajakku berkencan. Aku jijik padanya dan aku menolaknya. Sejak itu aku tidak pernah berhubungan lagi dengannya, aku mencari pekerjaan apapun agar aku bisa memiliki banyak uang yang kemudian aku investasikan dan hasil investasi itu aku belikan saham di perusahaan SM, makin lama sahamku makin besar, dan kemudian perusahaan itu jatuh ketanganku. Aku memang berniat balas dendam, aku mengganti semua kepengurusan dewan pemegang saham, dan memecat ayah dan paman Sunny. Itulah yang membuatku benci berhubungan dengan anak perempuan keluarga kaya yang terbiasa hidup mewah.
Tapi kau berbeda sayang, kau memberiku banyak kejutan di awal pertemuan kita, dan itu membuatmu berbeda dari wanita kaya lainnya. Karena itulah aku terpesona padamu.”jelas Seung Won tenang.
“Lalu apa kau puas dengan hubungan kita??”tanya Ssil Jung cepat dan kemudian baru sadar kalau pertanyaan itu terlontar dari mulutnya.
Seung Won berpikir sebentar sebelum menjawab ragu,”Aku cukup puas. Kita tidak pernah bertengkar, dan kita sangat cocok di ranjang. Ada masalah??”tanya Seung Won.
“Tidak…”jawab Ssil Jung spontan,”Tidak ada apa-apa… Aku hanya ingin bertanya saja…”lanjut Ssil Jung.
Seung Won yang merasakan ada yang aneh dari Ssil Jung langsung berguling dan menindih wanita itu,”Kita sudah berjanji untuk jujur, bukan?? Katakan apa yang sedang kau pikirkan.”desak Seung Won.
Dan tepat saat Ssil Jung akan menjawab, telpon di sisi tempat tidur langsung berdering. Seung Won mengumpat kesal, tapi dia tetap mengangkat telpon itu. “Cha Seung Won.”ujar Seung Won dingin.
Seung Won terdiam mendengar suara di seberang. Wajahnya menjadi pucat saat mendengar kabar dari si pemilik suara di seberang. Dan setelah meletakkan gagang telpon kembali ke tempatnya, Seung Won langsung melompat sebelum melangkah lebar menuju kamar mandi.
“Ada apa??”tanya Ssil Jung cemas.
“Min Young terjatuh di kamar mandi sejam yang lalu, dan dia sekarang di rumah sakit karena tidak sadarkan diri. Aku harus kesana karena cuma aku orang terdekatnya.”ujar Seung Won yang langsung mengenakan bajunya dengan cepat begitu keluar dari kamar mandi. “Istirahatlah, aku akan segera pulang kalau keadaan Min Young tidak mengkhawatirkan…”ucap Seung Won lembut sambil mengecup kepala Ssil Jung.

Min Young hanya mengalami shock. Tidak ada luka yang mengkhawatirkan, karena itu sebelum matahari terbit, Seung Won sudah sampai di rumah dan mencari Ssil Jung untuk menceritakan bagaimana keadaan Min Young. Tapi Ssil Jung tidak ada di kamar, di kamar mandi atau dimanapun di penthouse Seung Won. Ketakutan mulai merayap dalam diri Seung Won, baru kali ini dia takut seperti ini. Membayangkan Ssil Jung meninggalkannya setelah semua yang mereka lalui membuat Seung Won gila. Seung Won menelpon Yuhee, menanyakan apakah Ssil Jung kesana, karena hanya Yuhee yang tinggal di Dallas, sedangkan Dennis sedang berada di London. Tapi jawaban Yuhee semakin membuat Seung Won semakin cemas. Ssil Jung tidak ada di rumah Yuhee. Lalu dimana wanita itu sekarang.
Seung Won memaki karena baik dirinya maupun Ssil Jung, tidak ada yang memiliki ponsel. Dengan kesal, Seung Won kembali berkeliling di rumahnya dan mulai mencari Ssil Jung dari awal. Tapi berapa kalipun Seung Won mencari Ssil Jung di rumahnya, Ssil Jung tetap tidak ditemukan. Seung Won keluar dan turun ke lantai 17 ke apartemen Ssil Jung dan memencet bel berkali-kali, tapi tetap tidak ada jawaban dari dalam. Seung Won sudah bertekad melapor ke kantor polisi saat matanya menangkap sesosok tubuh yang siap terjun ke dalam kolam di gym. Seung Won langsung mengenali kalau itu Ssil Jung. Dengan cepat Seung Won berlari dan menangkap Ssil Jung lalu memeluk wanita itu erat-erat.
“Aku tidak peduli kau tidak memiliki perasaan apapun padaku, tapi membayangkan kau meninggalkanku membuatku gila. Jangan pernah meninggalkanku apapun alasannya. Aku hanya butuh 1/1000 perasaanmu dari semua cinta yang kumiliki untukmu. Aku tidak akan meminta apapun darimu. Aku tidak akan mengikatmu dengan pernikahan, tapi jangan meninggalkan aku…”sembur Seung Won dengan dada naik turun karena begitu emosinya.
Ssil Jung menatap Seung Won tidak percaya. “Ap, apa yang barusan kau katakan??”tanya Ssil Jung tidak percaya.
“Aku hanya butuh 1/1000 perasaan sukamu untuk menjadikan itu alasan menahanmu agar tetap berada disisiku sampai kapanpun. Aku mencintaimu, dan aku akan memberikan sebanyak apapun cintaku padamu! Hanya saja jangan pernah tinggalkan aku!”
“Aku tidak berniat meninggalkanmu walaupun aku cemas. Siapa Min Young?? Apa hubungannya denganmu?? Kenapa kau begitu mencemaskannya?? Aku memikirkan kemungkinan paling baik kalau dia saudaramu atau apapun selain istrimu. Tapi aku terlalu dipenuhi bayangan masa lalu. Hingga aku memutuskan untuk tidur agar bisa berpikir jernih paginya. Tapi tetap saja, jangankan tidur, mataku bahkan tidak mau terpejam. Karena itu aku pergi kesini untuk berenang, berharap aku bisa berpikir dengan kepala dingin… Aku terlalu mencintaimu hingga tidak berani meninggalkanmu…”
“Katakan sekali lagi!”ujar Seung Won sambil mulai menciumi wajah Ssil Jung.
“Apa??”tanya Ssil Jung bingung tapi dia juga menikmati apa yang Seung Won lakukan.
“Katakan kalau kau mencintaiku. Tuhan tahu betapa besar cintaku padamu!”ujar Seung Won cepat.
Ssil Jung berusaha tersenyum,”Aku mencintaimu hingga aku memperdulikan siapa Min Young sekarang.”jawab Ssil Jung.
Seung Won menghentikan ciumannya dan langsung menggendong Ssil Jung menuju lift,”Kau tidak perlu memikirkan siapa Min Young. Bahkan Dennis akan dengan rela menjamin kalau Min Young bukan orang yang harus dicemaskan…”bisik Seung Won pelan.

Sebulan kemudian, setelah melamar Ssil Jung malam itu dan kemudian mengadakan pertemuan keluarga tiga hari kemudian karena harus menunggu Dennis kembali dari London, Seung Won dan Ssil Jung sepakat mengadakan pernikahan mereka hari ini. Pernikahan yang sangat mewah itu di selenggarakan di Eleanor House atas paksaan Dennis.
Dan saat Min Young datang memberikan selamat, Dennis langsung menggandeng wanita itu dan membawanya menuju kedua adiknya yang sedang berbahagia. “Kau bodoh sekali cemburu pada Min Young. Dia tidak pernah menyukai pria yang muda ataupun  sebaya dengannya. Dia pecinta pria tua…”bisik Dennis hingga membuat kedua wanita cantik itu tertawa.
“Itulah alasan kenapa aku menikah dengan ayah Seung Won… Tapi jangan salah, sebelum aku bertemu dengannya, aku sangat memuja saudaramu ini…”ujar Min Young sambil mengerling ke arah Dennis.
“Jangan bercanda, kau hanya memujaku, bukan menyukaiku..”ujar Dennis berpura-pura kesal.
Ssil Jung menarik Min Young mendekatinya,”Jangan bilang kalau kau menyukainya…”geram Ssil Jung.
Min Young tersenyum,”Oh, aku sangat menyukai Dennis. Hanya saja, aku tidak mencintainya. Jadi kapan sang petualang cinta kita ini akan menikah?? Kau sudah dua kali dikalahkan oleh Ssil Jung, Dennis Park…”ujar Min Young memperingatkan.
“Usiaku masih lebih muda dari Seung Won, dan dia bahkan baru menikah hari ini… Aku masih memiliki beberapa tahun lagi untuk bersenang-senang… Jadi jangan rusak kesenanganku dengan mengejar-ngejarku untuk menikah, Min Young.”ujar Dennis sambil menepuk bahu Seung Won,”Aku bahkan sangat setuju kalau Yuhee menikah lebih dulu dariku… Karena dia dan Casey sangat cocok, lihat saja…”lanjut Dennis sambil menunjuk ke arah sepasang manusia yang sedang berbicara begitu akrab hingga membuat mereka seakan berada di dunia sendiri.
—–THE END—–

Young Kim Marriage (9)


“Well, katakan padaku apa yang kau lakukan untuk membereskan masalah ini??”tanya Ssil Jung saat mereka berdua sedang menunggu pesanan makan malam mereka datang.
Seung Won tersenyum. Senyum yang membuat para wanita di meja lain menatap iri pada Ssil Jung. “Aku hanya mengajukan bukti-bukti yang sebenarnya pada pengacaraku dan dia langsung membawa bukti-bukti itu untuk diperiksa di kantor polisi, dan beberapa hari kemudian, polisi menyatakan kalau Jong Hoon tidak bersalah.”jelas Seung Won tenang.
Seung Won mengamati wanita di depannya ini. Ssil Jung terlihat jauh lebih baik setelah semua yang terjadi berhasil diatasi dengan baik. Dan Seung Won sangat bahagia mengetahui kalau dirinya tidak membuat Ssil Jung takut. “Ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu sejak lama…”goda Seung Won dengan senyumannya.
“Apa??”tanya Ssil Jung curiga saat melihat senyum Seung Won.
“Siapa kau sebenarnya Kim Ssil Jung?? Atau aku harus memanggilmu Ssil Jung Murphy? Apa hubunganmu dengan SJ??”tanya Seung Won cepat dan cukup pelan hingga hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya.
Ssil Jung tiba-tiba tertawa pelan. “Kau mencurigaiku karena design kalung itu bukan??”tanya Ssil Jung. “Jadi, dimana kau berhasil membuatnya??”
“Hanya satu tempat yang langsung di datangi Selena dan itu adalah SJ’s & Arts…”jawab Seung Won, “Jangan berwajah seperti itu, sayang… Selena itu sekretarisku, dan usianya sudah hampir lima puluh… Jangan cemburu padanya…”lanjut Seung Won saat melihat mata Ssil Jung menyipit meminta penjelasan.
Sesaat kemudian akhirnya Ssil Jung tersenyum dan dengan suara yang cukup pelan, Ssil Jung mengakui pekerjaannya. “Aku mulai mendesign perhiasan sejak aku pandai memakai barang yang namanya perhiasan. Aku tidak pernah puas dengan apapun yang diberikan orang lain padaku. Akhirnya aku mulai mencoba menggambar sendiri design yang aku inginkan. Yuhee yang pertama kali sadar kemampuanku, tapi Dennis yang meyakinkan kedua orang tuaku bahwa aku tidak akan cocok di jurusan bisnis. Karena itu, Yuhee lah yang kemudian kuliah di jurusan bisnis. Saat tamat sekolah, aku sudah mempunyai banyak sekali rancangan hasil karyaku. Dennis membantuku mengirimkannya ke toko perhiasan, dan kemudian mereka membuatnya untukku. Akhirnya Dennis memberikanku modal untuk membuat tokoku sendiri.”jelas Ssil Jung terdengar bangga.
“Aku sekolah di asrama sebelumnya, karena itu saat aku tamat, Dennis memberikanku modal agar aku membuka tokoku di Dallas ataupun New York, tapi aku berkeras untuk membuka tokoku di Italy, tempat aku meneruskan kuliah di jurusan design. Kemudian aku pindah ke Paris dan menetap disana. Ternyata karyaku banyak yang menyukai, di tahun pertamaku aku berhasil mendapatkan penghargaan, sejak itu aku berusaha membuka toko cabang di berbagai Negara.”lanjut Ssil Jungg, “Kau beruntung tidak membayar sesen pun untuk karyaku itu. Bahkan Dennis aku mintai biaya, dan dia membayarnya dengan sebuah Citroen C Airlongue yang kutinggalkan di Paris.”
“Tapi bayaranku jauh lebih besar dari Dennis.”gumam Seung Won pelan.
Aku memberikan cintaku dan seluruh hidupku untukmu.pikir Seung Won.
“Apa kau bilang??”tanya Ssil Jung.
Seung Won langsung tersenyum,”Bayaranku, akan kau dapatkan nanti malam, sayang… Aku akan memberikan apapun yang kau mau nanti malam…”bisik Seung Won dengan suaranya yang mulai serak karena gairah.
Malamnya Ssil Jung berbaring di tempat tidur, dia mengintip di balik sela-sela bulu matanya. Seung Won sedang menerawang, ada sesuatu yang dipikirkannya hingga pria itu tidak sadar kalau Ssil Jung sudah terjaga beberapa menit yang lalu.
“Apa yang sedang kau pikirkan??”tanya Ssil Jung sambil membelai lengan atas Seung Won dengan lembut.
Seung Won menatap wanita yang sedang terbaring telanjang di sisinya. Dia sangat mencintai wanita itu, tapi masih ada beberapa hal dari wanita itu yang penuh misteri bagi Seung Won. “Jangan menggodaku, Ms. Kim… Kau akan menyesal.”ancam Seung Won sambil menatap Willy lembut.
Ssil Jung tertawa menggoda,”Coba saja! Aku ingin melihat bagaimana kau akan membalas perbuatanku…”ujar Ssil Jung sambil berguling dan menindih Seung Won kemudian mencium perut rata pria itu.
“Kau benar-benar penggoda paling nakal yang pernah kutemui…”geram Seung Won dan langsung menarik Ssil Jung hingga bibir mereka bertemu. Seung Won tidak memberi Ssil Jung kesempatan untuk menutup bibirnya karena lidah Seung Won langsung menjelajahi mulutnya.
Dan kini setelah bercinta untuk kedua kalinya dalam malam itu, Seung Won tetap terdiam begitu selesai bercinta. Emosi Ssil Jung mulai terpancing melihat reaksi Seung Won yang seperti itu. Dengan cepat Ssil Jung langsung menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya dan turun dari tempat tidur. “Aku benci melihat wajahmu yang seperti itu!”tegas Ssil Jung.
Seung Won langsung melompat untuk menahan Ssil Jung tanpa memperdulikan kalau dirinya benar-benar telanjang,”Wajah seperti apa yang kau maksud??”tanya Seung Won bingung sambil menarik tubuh Ssil Jung hingga berada dalam pelukannya.
“Wajahmu seolah mengatakan kalau kau sedang memikirkan apakah aku telah memuaskanmu atau tidak! Kau seolah sedang menilai kemampuanku bercinta!!”sembur Ssil Jung kesal.
Seung Won langsung memeluk Ssil Jung erat dan kemudian duduk dengan Ssil Jung berada di pangkuannya. “Maafkan aku! Aku sama sekali tidak memikirkan hal itu. Aku tidak pernah menilai caramu bercinta atau apapun! Kau sangat hebat! Dan aku yang malah cemas apakah aku bisa memuaskanmu atau tidak…”bisik Seung Won lembut. “Demi Tuhan, percayalah padaku. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu…”lanjut Seung Won.
“Apa yang sedang kau pikirkan??”tanya Ssil Jung masih curiga.
Seung Won menyandarkan kepala Ssil Jung ke dadanya,”Aku hanya sedang berpikir, bagaimana sebenarnya pernikahanmu dengan Jong Hoon?? Kenapa Max dan semua keluargamu mengatakan kalau pernikahan kalian hancur, bukan berantakan atau gagal. Aku menanyakan alasannya pada Yuhee atau siapapun saja di sana, tapi tidak seorangpun yang memberitahukan padaku apa alasannya…”jelas Seung Won terdengar tersiksa di telinga Ssil Jung.
“Mereka telah melakukan hal yang benar dengan mengatakan kalau pernikahanku hancur, bukan gagal atau berantakan seperti banyak pernikahan lainnya… Aku masih terlalu muda untuk menikah saat itu, dan aku masih emosional… Aku terpesona dengan segala pendekatannya dan langsung memutuskan untuk menikah dengannya secepat mungkin. Aku mengira dia sudah mengatakan semua tentangnya selama masa pacaran kami. Dia baik dan sangat perhatian. Dia menerima kesibukanku sebagai mahasiswa baru. Kalau kau ingat dengan pria yang kutabrak di Jeremian’s, dialah yang mengenalkanku pada Jong Hoon. Semua orang akan menganggap Jong Hoon menyenangkan, karena dia memang sangat pandai mengambil hati orang lain.
Tiga bulan setelah kami pacaran, aku memaksa untuk menikah dengan Jong Hoon. Dennis menentang semua keputusanku. Dia bilang aku masih terlalu muda dan terlalu dipengaruhi emosiku yang labil. Aku tidak memperdulikan semua ucapan Dennis, aku mengancamnya dengan mengatakan kalau dia tetap tidak mengizinkanku, aku akan kawin lari dan pergi meninggalkan rumah. Dan ancamanku berhasil. Kami menikah di Miami, dan langsung berbulan madu selama tiga minggu di Asia Selatan. Semua berjalan normal selama itu, tidak ada tanda-tanda kehancuran. Tapi ternyata, badai menunggu saat kami pulang. Rin Rin dan Tobby menjemput Jong Hoon di bandara. Dan yang paling membuatku hancur adalah saat Rin Rin mengatakan kalau Jong Hoon adalah suaminya. Lalu aku?? Tentu saja aku menjadi istri tidak sah Jong Hoon.”jelas Ssil Jung.
Seung Won hanya terdiam. Dia berusaha mencerna semua yang dikatakan Ssil Jung. “Aku meninggalkan Jong Hoon di bandara dan langsung kembali ke rumahku. Ternyata di sana Dennis sudah menunggu. Dia sangat ingin mendengar cerita bulan maduku. Aku menceritakan semua pada Dennis dan memintanya berjanji untuk tidak melakukan apapun, karena aku yang ingin menyelesaikannya sendiri. Aku memang berhasil menggugat cerai Jong Hoon dan memenangkannya di pengadilan. Tapi ternyata Dennis tidak menepati janjinya, dia menghancurkan perusahaan Rin Rin yang dipimpin oleh Jong Hoon dan kemudian Dennis mengambil alih posisi Mom di perusahaan kami. Dia membuang Jong Hoon ke Sydney, tapi tidak dengan Rin Rin.
Semua orang mengira aku tidak tahu dengan apapun yang Dennis lakukan, tapi pada kenyataannya, akulah orang pertama yang mengetahui hal itu. Hanya Dennis dan Yuhee yang mungkin berbuat seperti itu tepat sejam setelah keputusan cerai di jatuhkan. Aku mencoret nama Yuhee karena dia lebih sering bertindak dengan rasional, tidak dengan Dennis… Dennis bahkan bisa melakukan itu semua sebelum dia menggantikan posisi Mom. Aku tidak bisa marah padanya, karena aku tahu kalau dia melakukan itu karena dia sangat menyayangiku. Aku shock dengan semua yang terjadi, setelah perceraian itu aku bersumpah kalau semua laki-laki itu sama. Mereka akan selalu mencari keuntungan dari wanita dan menyembunyikan banyak hal tentang diri mereka sendiri. Itulah yang membuatku sangat tegang bersentuhan dengan laki-laki. Aku bukan takut, tapi jijik dengan sikap mereka. Aku mulai meragukan yang namanya pernikahan.”jelas Ssil Jung.
Ssil Jung dapat merasakan kalau sekarang setelah menceritakan semuanya pada Seung Won, dia merasa lebih ringan. Tapi tubuh Seung Won malah menegang. Ssil Jung mendongakkan kepalanya dan melihat sorot mata Seung Won yang sangat menakutkan. “Apa yang Dennis lakukan sudah benar. Dengarkan aku, Ssil Jung… Aku tidak akan menyembunyikan apapun darimu… Aku tidak ingin melukaimu. Aku tidak akan melakukan hal yang sama dengan Jong Hoon atau pria manapun.”geram Seung Won.
Ssil Jung tersenyum senang,”Aku percaya…”gumam Ssil Jung lembut.
Dan kalau kau mengajakku menikah, aku akan menerimanya. Tapi itu tidak mungkin, karena kau tidak mencintaiku. Aku sudah menerima cukup banyak darimu.pikir Ssil Jung sedih.
“Apa kau keberatan kalau kita kembali ke Dallas, dan kau tinggal bersamaku??”tanya Seung Won cepat. “Aku harus kembali masuk kantor kalau tidak ingin makan siangku diracuni Selena. Dan aku juga tidak ingin meninggalkanmu di sini, Paris ataupun Italy. Aku bisa gila kalau memikirkan ada banyak pria diluar sana yang melirik padamu.”
Ssil Jung tertawa bahagia,”Aku akan ikut denganmu kemanapun…”sahut Ssil Jung sambil menarik wajah Seung Won dan mencium pria itu.
Aku akan mempertahankanmu dengan cara apapun… Walaupun kita harus tinggal bersama tanpa hubungan…pikir Seung Won.
—-to be continued—–

Young Kim Marriage (8)


Penglihatan Ssil Jung belum pernah mengalami masalah selama ini. Tapi untuk sesaat Ssil Jung yakin kalau matanya sudah salah lihat.
Tidak mungkin Cha Seung Won ada di Sydney. Dan seandainya alam berniat lain, yang pasti bukan untuk mencariku.pikir Ssil Jung yang masih memandangi tempat dia melihat sosok Seung Won.
Beberapa menit kemudian Ssil Jung yakin kalau penglihatannya memang bermasalah, karena kali ini bukan merasa hanya sosok Seung Won yang dilihatnya. Ssil Jung memang melihat Seung Won, dan kini pria itu berjalan kearahnya.
Apa yang diinginkannya??bathin Ssil Jung bingung dan tanpa sadar membalik badannya dan bersiap pergi dari tempat itu saat sebuah tangan menangkap pergelangan tangannya.
“Jangan kabur lagi dariku, Kim Ssil Jung…”geram Seung Won sambil membalik tubuh Ssil Jung hingga kembali berhadapan dengannya.
“Kau kurus…”ucap Seung Won tiba-tiba dan sesaat kemudian sangat ingin menarik kembali ucapannya itu.
Mata Seung Won menatap Ssil Jung dari ujung kaki hingga ujung kepala. Wanita itu memang kehilangan banyak berat badan. Bahkan pakaian musim dinginnya yang tebal tidak menutupi bahwa sudah banyak bagian dari tubuh itu yang mengecil. “Kau bahkan sangat kurus…”balas Seung Won sambil menarik tubuh Ssil Jung ke pelukannya dan menyembunyikan wajahnya di dalam rambut Ssil Jung. “Terakhir kali kita bersama kau tidak sekurus ini… Apa saja yang terjadi sejak kau melarikan diri dariku??”tanya Seung Won setelah puas memeluk Ssil Jung.
Apa dia kesini untuk mencariku?? Seandainya saja itu benar, dan dia mengakui semuanya…pikir Ssil Jung enggan.
“Aku tidak pernah melarikan diri dari siapapun, bahkan darimu. Aku hanya harus kembali ke duniaku, bukan dunia penuh kesenangan semu selama ini…”ujar Ssil Jung dingin tanpa berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Seung Won.
Seung Won menjauhkan Ssil Jung sejauh jangkauan tangannya, dan menatap Ssil Jung tidak percaya. Dan kemudian Seung Won tersenyum pada ketiga orang yang berada di belakang Ssil Jung. “Hallo. Aku sudah mengenal kalian, tapi kalian mungkin belum mengenalku. Aku Cha Seung Won.”ujar Seung Won sopan yang dibalas senyum oleh Rin Rin.
“Apa semua kasus Jong Hoon sudah selesai??”tanya Seung Won lembut pada Ssil Jung.
“Kau tahu??”tanya Ssil Jung tidak percaya. Seung Won menggeleng pelan seolah benci mengetahui kalau Ssil Jung meremehkannya,”Aku kesini menyusulmu bukannya tidak membawa apapun. Aku datang kesini berbekal restu seluruh keluargamu. Dan begitu tahu harus mencarimu dimana, bukan hal sulit untuk mengetahui apa yang kau lakukan disini…”jelas Seung Won. “Tapi sebelum itu, dimana kalian tinggal??”tanya Seung Won ditujukan pada keempat orang dihadapannya.
“Selama ini kami tinggal di apartemen Jong Hoon, tapi sekarang apartemen itu sudah dijual. Jadi mungkin kami akan tinggal di wisma sampai Jong Hoon mendapatkan pekerjaan lagi…”jelas Rin Rin.
Seung Won tersenyum,”Bagaimana kalau kalian tinggal bersama kami??”tanya Seung Won yang langsung membuat Ssil Jung menjadi tegang dan membeku di tempat. Melihat reaksi Ssil Jung yang spontan itu membuat Seung Won ingin tertawa, dan akhirnya tawa itu lepas,”Jangan takut, Ssil Jung… Aku akan melindungimu. Anggap saja kalau kita sedang berbuat amal. Jadi, biarkan mereka tinggal bersama kita, lagipula Young Woon bilang kalau di rumahnya ada banyak kamar kosong yang bisa digunakan…”bujuk Seung Won lembut.
Ssil Jung mengangguk pelan, dia merasa mungkin Seung Won memang bisa melindunginya, tapi rasa takut bukan sesuatu yang bisa dihadapi dengan fisik. Dan kalau Ssil Jung merasa tidak lebih baik, dia bisa saja meninggalkan rumah ayahnya itu.
Tunggu! Bagaimana caranya Seung Won bisa mendapatkan izin untuk tinggal di rumah Dad??pikir Ssil Jung cepat.
“Bagaimana caranya kau bisa mendapatkan kunci rumah itu?? Aku tadi memang mendengar kalau kau bilang mendapatkan restu seluruh keluargaku, tapi tidak mungkin mereka semudah itu mempercayakan segalanya padamu… Mereka baru mengenalmu!”ujar Ssil Jung mengungkapkan segala kenyataannya.
“Ssil Jung-ah, siapa dia sebenarnya??”tanya Jong Hoon akhirnya buka suara.
Ssil Jung kembali menegang, dan dengan segenap keberaniannya. Ssil Jung sanggup menjawab Jong Hoon, “Jangan pernah bicara denganku untuk alasan apapun!”geram Ssil Jung dingin.
“Sudah, sudah… Aku kesini untuk menyusul Ssil Jung dan membantu apabila kalian mendapatkan kesulitan dalam mencari pengacara. Dan masalah rumah Young Woon, dia yang menawarkannya padaku saat aku mengatakan akan mencarimu ke Sydney.”jelas Seung Won cepat. “Aku sebenarnya suka dengan suasana tengah kota Sydney, tapi kalau boleh jujur, aku lebih suka membicarakan apapun masalahnya di ruangan tertutup, misalnya di rumah. Jadi, bisakah kita sekarang kembali ke rumah Young Woon??”tanya Seung Won cepat.
“Aku akan naik mobilku sendiri.”ujar Ssil Jung sambil menyebrang jalan, tapi Seung Won mengikutinya,”Aku akan ikut denganmu. Biar Jong Hoon yang membawa mobilku, dan dia bisa mengikuti kita.”ujar Seung Won menyusul Ssil Jung.
Ssil Jung sama sekali tidak memprotes apapun. Dia bahkan tetap diam hingga tiba di rumah ayahnya. Rumah itu tidak bisa dibilang sederhana, dan juga tidak bisa dikategorikan mewah. Rumah itu memang sangat besar, tapi dilihat darimanapun, rumah itu sangat mirip dengan Eleanor House. Seung Won langsung membuka pintu dengan kunci yang diberikan oleh Young Woon dan mereka semua langsung membagi kamar. Rin Rin, Tobby, dan Jong Hoon menempati tiga kamar tamu yang tersedia, karena Rin Rin tidak ingin sekamar dengan Jong Hoon. Sedangkan Tobby sudah cukup besar untuk mendapatkan kamarnya sendiri. Ssil Jung menempati kamarnya dulu, dan Seung Won menempati bekas kamar Dennis.
“Apa kau yakin aku tidur di kamar Dennis??”tanya Seung Won menerobos masuk kamar Ssil Jung saat wanita itu sedang memandang ke luar jendela.
Ssil Jung membalik badannya hingga menghadap Seung Won. “Kenapa tidak??”tanya Ssil Jung balik.
Seung Won mendekati Ssil Jung dan tanpa aba-aba langsung menarik Ssil Jung ke dalam pelukannya,”Ssil Jung, aku tahu kau punya masalah dengan Jong Hoon. Aku tahu kalau dia adalah mantan suamimu. Tapi yang aku tidak tahu adalah alasan kenapa kau selalu tegang saat Jong Hoon mendekat, dan selalu gemetar saat aku menyentuhmu. Apa luka hatimu benar-benar dalam hingga setiap laki-laki yang menyentuhmu akan membuat tubuhmu gemetar??”tanya Seung Won lembut.
“Katakan padaku, kenapa kau kesini??”tanya Ssil Jung pelan.
Seung Won meletakkan ibu jarinya di dagu Ssil Jung dan mendongakkan kepala Ssil Jung. Pria itu tersenyum lembut,”Aku ingin minta maaf atas semua yang aku lakukan dan aku katakan. Aku mengaku kalau aku terlalu emosional dalam menghadapimu. Hanya kali ini aku bersikap buruk seperti itu dan tidak bisa mengendalikan diriku. Aku mencarimu karena aku sadar kalau kau sangat kubutuhkan dan aku telah melukaimu, yang baru kini kusadari… Jadi, apakah semua reaksi tubuhmu yang sangat spontan itu karena luka masa lalu yang berhubungan dengan laki-laki??”
Ssil Jung hanya diam. Dia mencoba mencari kebenaran dari semua ucapan yang Seung Won ucapkan. “Jawablah, Ssil Jung… Kalau memang iya, dan aku termasuk di dalamnya. Aku berjanji padamu kalau aku akan menghilang dan tidak akan pernah muncul lagi di depanmu… Aku tidak ingin kau terluka… kalau kau merasa terpaksa dan akan terluka jika berada di sampingku, jangan memaksakan diri. Kau bebas..”ujar Seung Won lembut.
Ssil Jung menyandarkan kepalanya di dada Seung Won. “Bukan. Aku hanya takut. Kenangan yang ditinggalkan Jong Hoon terlalu dalam.”gumam Ssil Jung pelan. “Aku selalu takut untuk berdekatan dengan pria apalagi menjalin hubungan dengan mereka setelah semua kejadian yang kualami. Aku takut untuk menjalin hubungan yang serius. Aku takut masa lalu kembali terulang. Aku tidak pernah berkencan dengan pria manapun sejak aku cerai dengan Jong Hoon, kau yang pertama.”jelas Ssil Jung cepat. “Dan masalah reaksi tubuhku ini. Aku akui ini karena aku tidak sanggup membayangkan berada di bawah atap yang sama dengan Jong Woon lagi. Aku takut kenangan itu kembali mengusikku. Dan aku memang selalu gemetar saat kau sentuh, itu semua tidak ada hubungannya dengan luka yang dibuat Jong Hoon. Kau membuatku memberikan respon seperti gadis remaja yang baru pertama kali bertemu laki-laki dewasa.”
“Aku bangga kalau hanya aku yang bisa membuatmu seperti itu.”bisik Seung Won parau. “Kau tidak perlu takut tinggal di bawah atap yang sama dengan Jong Hoon kalau ada aku. Aku akan melindungimu. Aku akan selalu menyediakan bahu dan dadaku untuk tempatmu bersandar saat kenangan itu mengusikmu. Aku tidak ingin kau terluka lagi. Aku berjanji akan menjagamu…”gumam Seung Won sambil menundukkan kepalanya dan mulai mencium Ssil Jung dengan lembut. “Jangan menahan apapun… Tunjukkan bahwa kau menginginkanku, Ssil Jung…”bisik Seung Won di bibir Ssil Jung.
Dan Ssil Jung pun melakukan perintah Seung Won. Ssil Jung membalas ciuman Seung Won dengan haus. Ssil Jung ingin mengambil sebanyak apapun yang bisa didapatkannya dari Seung Won sebelum pria itu meninggalkannya. Dan Ssil Jung bersumpah untuk menahan semua sakit hati yang mungkin akan diterimanya kalau Seung Won memang meninggalkannya. Ssil Jung sadar kalau dia sangat mencintai Seung Won. Dulu Ssil Jung mengira kalau dia mencintai Jong Hoon, tapi setelah merasakan perasaan yang dialaminya saat bersama Seung Won, Ssil Jung tahu itu salah. Seung Won lah yang benar-benar Ssil Jung cintai.
Mereka terus berciuman dan saling meraba saat terdengar ketukan di pintu. Seung Won mengumpat kesal karena harus berhenti. Tapi pria itu tetap tenang dan berjalan untuk membuka pintu kamar Ssil Jung. Rin Rin berdiri di depan pintu dengan sedikit cemas.
“Ssil Jung??”panggil Rin Rin dan sejenak kemudian Ssil Jung muncul dan berdiri di samping Seung Won.
“Ada apa??”tanya Ssil Jung cemas melihat keadaan Rin Rin.
“Jong Hoon mendapat telpon dari kantor polisi. Orang-orang di kantornya sudah melaporkan secara resmi penggelapan yang tidak pernah dia lakukan. Dan Jong Hoon harus datang ke kantor polisi besok untuk menjalani pemeriksaan…”jelas Rin Rin,”Oh, Ssil Jung… Jong Hoon akan kalah kalau dia tidak punya pengacara dan bukti yang mendukungnya… Aku yakin dia tidak bersalah… Aku mohon Ssil Jung… Lakukan sesuatu untuk menolong Jong Hoon! Aku akan melakukan apa saja untuk membalasnya…”desak Rin Rin dengan berurai air mata.
“Dimana dia?? Aku ingin bicara dengannya…”ujar Seung Won tiba-tiba.
“Dia ada di halaman belakang bersama Tobby…”jawab Rin Rin di sela-sela isak tangisnya.
Seung Won memandang Ssil Jung lembut,”Kau tidak masalah kalau kutinggal berdua dengan Rin Rin??”tanya Seung Won lembut.
Ssil Jung membalas senyum Seung Won seolah mengatakan kalau dia akan baik-baik saja. Seung Won langsung mencari Jong Hoon di halaman belakang.
“Ada yang harus kita bicarakan.”ujar Seung Won tenang sambil mendekati Jong Hoon.
“Apa?”tanya Jong Hoon dingin. Jong Hoon benci mengakui kalau dia melihat Ssil Jung sangat mencintai pria ini, karena sebenarnya wanita yang dicintai Jong Hoon adalah Ssil Jung, bukan Rin Rin. Tapi semua sudah terlambat, dan Jong Hoon sama sekali tidak bisa memperbaiki apapun.
“Ceritakan padaku dengan jujur masalah yang sedang kau hadapi. Aku tidak ingin kau menyusahkan Rin Rin dan kemudian Rin Rin memohon-mohon pada Ssil Jung untuk menyelesaikan masalahmu. Kalau kau bersikap jujur dengan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dan berjanji tidak akan menyusahkan Ssil Jung atau siapapun yang ada hubungannya dengan Ssil Jung, aku akan membantumu. Tidak peduli kau salah atau benar.”tegas Seung Won. “Tapi kalau aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku, aku bersumpah walaupun bukti-bukti menunjukkan kau tidak bersalah, aku akan membuatmu tetap dipenjara dengan cara apapun. Kau setuju??”tanya Seung Won.
“Apa untungnya bagiku kalau aku menceritakan segalanya padamu??”tanya Jong Hoon sombong.
Seung Won menggeleng tidak percaya. Pria di hadapannya ini memang pria paling brengsek yang pernah Seung Won temui. Seung Won tidak pernah menganggap dirinya suci, tapi dia tidak sebrengsek Jong Hoon. “Aku punya perusahaan kecil disini. Aku tidak bisa datang kesini kalau ada masalah dengan perusahaan itu karena aku mempunyai banyak urusan lain yang harus kuselesaikan. Kalau kau bersikap sportif dan bisa kuajak bekerja sama, selain kau bisa bebas dan nama baikmu disini kembali, perusahaan itu akan jadi milikmu.”
“Aku ingin kembali ke Eropa. Aku ingin nama baikku disana kembali.”desak Jong Hoon.
“Itu bukan urusanku. Pilihanmu cuma antara menetap di penjara atau mengatakan yang sejujurnya??”tanya Seung Won dingin. Seung Won selalu memakai cara ini untuk membuat semua kebenaran muncul di perusahaannya. Karena itu tidak ada yang berani melawan Seung Won.
———to be continued———

Young Kim Marriage (7)


Seung Won sudah memperkirakan itu sesaat sebelumnya, tapi mendengar langsung dari mulut orang yang bersangkutan ternyata cukup mengejutkan juga.
“Dan aku hanya bisa mengatakan ini, Ssil Jung sudah pernah menikah dan pernikahannya hancur, karena kata berantakan terlalu bagus untuk menggambarkan keadaan pernikahan Ssil Jung. Dan jangan pernah menyakitinya, dia hampir tidak mempercayai pria manapun lagi setelah itu. Aku tidak bisa mengatakan banyak hal padamu, karena aku tidak memiliki cukup kuasa untuk menceritakannya. Akan lebih baik kalau kau menanyakannya pada saudara-saudara Ssil Jung.”ujar Max cepat.
“Dimana aku bisa menemukan Yuhee atau Dennis? Aku bahkan tidak pernah bertemu dengan mereka setelah pesta Dennis.”
Max mengambil secarik kertas dan sebuah pena dari dalam laci meja persegi di sebelah tempat duduknya dan menuliskan sebuah nama, dua buah alamat, dan sebuah nomor telpon. “Yang paling mungkin aku kunjungi saat ini adalah Yuhee, walaupun dia yang paling susah diajak bicara dibandingkan Dennis. Dia bekerja disini, sebagai sekretaris presiden direktur.”jelas Max.
Dennis membaca kertas itu. Kantor itu milik Jeremy Kim, dan Seung Won sudah sering rapat bisnis dengan pria itu, bahkan dengan anaknya yang menjabat Wakil direktur. Dan pria itu memang selalu di temani oleh sekretarisnya yang…
Kenapa aku bisa tidak menyadari kalau itu Yuhee?? Yuhee yang hadir di pesta dengan yang hadir di setiap rapat bisnis Seung Won seperti dua orang yang berbeda.pikir Seung Won.
Ssil Jung menatap keluar jendela. Sejak kepergiannya dari Dallas, Ssil Jung sama sekali tidak pernah bisa melupakan Seung Won. Ada banyak sisi dari pria itu yang menarik bagi Ssil Jung, dan itu membuatnya berbeda dari Jong Hoon. Wanita itu ingin sekali dapat melupakan Seung Won, itulah alasan utama Ssil Jung kembali ke Perancis saat semua keluarganya di Amerika, bahkan kedua orangtuanya ada di Dallas. Tapi kalau Ssil Jung tidak berusaha melupakan Seung Won, dia takut kejadian yang sama akan terulang kembali. Takut, saat dia sudah menyerahkan hatinya, semua sudah terlambat. Dan ada satu alasan paling rasional yang membuat Ssil Jung tidak sanggup untuk terus berhubungan dengan Seung Won. Ssil Jung sama sekali belum mengenal Seung Won. Mereka baru bertemu kurang dari dua minggu dan Ssil Jung sudah jatuh ke pelukan Seung Won. Ssil Jung tidak berani membayangkan apa yang akan dia lakukan kalau dia berada lebih lama bersama Seung Won. Semua akal sehat Ssil Jung menghilang saat Seung Won mulai menggodanya.
Ssil Jung masih berumur 19 tahun saat dia bertemu dengan Kim Jong Hoon di salah satu acara pameran perhiasan di Paris. Ssil Jung yang saat itu tengah menyelesaikan kuliah design-nya sangat terpesona dengan sosok tampan Jong Hoon. Pria itu berambut hitam dengan mata sedikit hijau. Berbeda dengan Dennis yang berambut agak coklat dan bermata biru laut yang selalu disembunyikannya. Walaupun tidak setampan Dennis, Jong Hoon memiliki pesona tersendiri. Di usianya yang baru 25, Jong Hoon masih memiliki senyum_nyaris_remaja. Dan Ssil Jung sangat menyukai senyum itu. Romaz, teman kuliah Ssil Jung memperkenalkan Jong Hoon pada Ssil Jung, dan pria itu langsung menyambut tangan Ssil Jung dan menciumnya. Setelah itu semua berjalan sangat cepat, Dennis menentang keputusan Ssil Jung untuk menikah dengan Jong Hoon, tapi Ssil Jung memaksa hingga akhirnya Dennis memberikan restunya. Mereka menikah beberapa bulan kemudian, dan tepat sepulangnya dari bulan madu, Ssil Jung mendapat kejutan yang sangat besar. Di bandara, seorang wanita yang sama mungilnya dengan Ssil Jung menunggu kedatangan mereka. Bersama dengan wanita itu berdiri seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun. Mereka adalah istri dan anak Jong Hoon.
Ssil Jung merasakan tubuhnya menegang saat mengingat kembali semua kenangan itu. Bagaimana mungkin setelah semua yang Ssil Jung lakukan, dan setelah semua yang mereka lakukan bersama selama beberapa bulan, Jong Hoon tetap tidak memiliki sedikitpun kejujuran untuk Ssil Jung. Oh, tentu saja Jong Hoon ada mengatakan beberapa hal jujur, seperti dia adalah direktur perusahaan periklanan Houston Enterprise, usia Jong Hoon yang baru 25, dan semua prestasinya di bidang lain. Jong Hoon hanya tidak mengatakan kalau dia sangat ambisius hingga sanggup menikahi putri atasannya untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Dan Ssil Jung termasuk salah satu targetnya mengingat nama ibunya yang sudah sangat terkenal di dunia bisnis. Dan alasan kenapa Ssil Jung memilih Italy sebagai pusat pembuatan segala perhiasan dan Paris sebagai tempat tinggalnya hanya satu, Ssil Jung tidak ingin siapapun mengenalnya dan mengetahui keberadaannya kecuali orang-orang yang dia percayai.
Seung Won memang terlihat lebih baik dari Jong Hoon, tapi siapa yang tahu?? Oh, Yuhee mungkin tahu karena kakak Ssil Jung yang satu itu sangat pandai membaca apa yang sedang dipikirkan lawan bicaranya, dia pandai membaca situasi dan menjadi penguasanya. Yuhee memang dilahirkan untuk menguasai dalam ketenangan. Dan Ssil Jung tidak pernah sanggup bersaing dengan Yuhee dalam hal apapun. Yuhee jelmaan dari Dennis, yang selalu bisa mengatasi apapun masalah di hidup mereka dengan tenang. Tidak seperti Ssil Jung yang sangat ekspresif. Dan entah kenapa terkadang Ssil Jung merasa kalau Yuhee dan Dennis lebih cocok menjadi anak kandung Hee Na dan Young Woon, daripada dirinya. Ssil Jung hanya berharap setelah dia meninggalkan Seung Won seperti itu, Seung Won akan melupakannya dan melanjutkan hidupnya. Ssil Jung yakin kalau Seung Won tidak akan pernah mengalami kesusahan untuk mencari pasangan.
Saat itulah pintu kamarnya diketuk seseorang, dengan malas Ssil Jung berjalan ke pintu dan membukanya. Disana Rin Rin dan anaknya sedang berdiri dengan wajah pucat. “Aku mohon, lupakan masa lalu… Tolonglah kami, demi anak ini atau demi apapun yang kau sayangi dari kami, dia sangat membutuhkan bantuanmu, dan hanya kau yang bisa membantu kami saat ini…”serbu Rin Rin begitu menatap wajah Ssil Jung.
Ssil Jung mengamati kedua orang di hadapannya, Rin Rin dengan anak laki-lakinya yang berusia 8 tahun terlihat pucat. Dan Ssil Jung bisa menebak apa yang terjadi pada mereka. “Apa yang terjadi??”tanya Ssil Jung datar.
“Dad menelpon dan dia bicara sambil menangis pada Mom… Mom bilang kalau kami harus segera ke Sydney, tapi kami mungkin tidak akan bisa menolong Dad…”ujar Tobby.
“Lalu apa tepatnya yang kalian ingin aku lakukan??”tanya Ssil Jung.
“Hanya kau yang mempunyai kekuasaan itu. Dia dituduh menggelapkan uang perusahaan dan diwajibkan menggantinya bila tidak ingin dipenjara… Dia tidak bersalah. Aku yakin itu.”desak Rin Rin.
“Ceritakan dengan lengkap apa yang sudah terjadi dan beri aku waktu untuk memikirkannya sebelum kita semua terbang ke Sydney…”ujar Ssil Jung datar.
Seung Won memandang bergantian pintu kaca di depannya dengan office boy yang kini berdiri di sampingnya. Beberapa menit sebelumnya Seung Won sedang berada di depan resepsionis dan meminta untuk bertemu dengan seseorang dari kantor itu. Resepsionis yang melayani Seung Won jelas-jelas sangat terpesona dengan sosok Seung Won, dia mulai melancarkan rayuan-rayuannya dan langsung berhenti mendadak dengan raut wajah kekalahan saat Seung Won mengucapkan nama orang yang ingin ditemuinya. Yuhee. Resepsionis itu langsung menelpon ke ruangan Yuhee dan mendapatkan persetujuan dari Yuhee. Resepsionis itu memanggil seorang pemandu untuk mengantarkan Seung Won. Dan saat pemandu itu bertanya kemana dia harus mengantarkan Seung Won, resepsionis wanita itu mengatakan ruangan Yuhee, si pemandu langsung tersenyum lebar dan mengajak Seung Won memasuki lift dan menekan angka 7 di panel elektronik.
Dan disinilah Seung Won sekarang, di depan ruangan Yuhee. Sang pemandu mengetuk pintu Yuhee sebelum membuka pintu kaca itu. “Ms, Park, Mr. Cha ingin menemui anda.”ujar pemandu itu sopan.
“Terima kasih, Joe. Suruh dia masuk.”ujar Yuhee tidak kalah sopan yang dilengkapi dengan senyum yang membuat Joe si Pemandu nyaris mengeluarkan air liurnya karena terlalu semangat membalas senyuman Yuhee. Dan begitu Seung Won masuk, akhirnya Seung Won mengerti raut wajah kekalahan dan wajah sangat memuja seperti tadi.
Yuhee duduk di balik meja kayu mewah berpelitur dengan sangat anggun. Wanita itu mengenakan stelan mahal yang sangat pas di tubuhnya sehingga membuat stelan kerja formal itu seakan lebih seksi dari baju manapun. Yuhee menatap Seung Won dari balik kacamatanya. “Katakan padaku, Cha Seung Won. Apa yang sudah kau lakukan pada Ssil Jung dua minggu belakangan ini sehingga membuat adikku itu melakukan banyak sekali hal tidak terduga??”tanya Yuhee cepat sebelum Seung Won mengatakan apa tujuannya.
Sesaat Seung Won yakin kalau wanita di hadapannya ini bukan seorang sekretaris andal seperti yang selama ini di bicarakan Jeremy, tapi seorang peramal yang bisa membaca pikiran orang. Dengan ketenangan yang tersisa setelah berusaha mencari Ssil Jung mati-matian seperti ini, Seung Won duduk di kursi berlengan di seberang Yuhee.
“Aku tidak dan tidak akan melakukan apapun pada Ssil Jung yang bisa melukainya… Aku tidak ingin melukai wanita yang berpura-pura tegar itu…”jawab Seung Won cepat.
Tiba-tiba Yuhee tersenyum, seakan puas dengan jawaban Seung Won, dan langsung menuliskan sesuatu di secarik kertas yang kemudian disodorkannya pada Seung Won, “Temui aku di rumah dan kita akan membicarakan semua hal yang ingin kau ketahui tentang Ssil Jung selama aku bisa mempercayai apa yang kulihat…”ujar Yuhee cepat.
“Kalau boleh tahu, apa yang kau lihat tepatnya??”tanya Seung Won penasaran.
“Kau pasti tidak ingin mengetahuinya… Tapi, oh, mungkin sebenarnya kau sudah menyadarinya.”ujar Yuhee penuh misteri saat tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan seorang pria tinggi yang terlihat sanggup menghancurkan apapun hanya dengan menyentuhnya. Pria itu tampan bahkan nyaris cantik, tapi bekas luka di wajahnya, membuatnya sedikit berbeda.
“Aku ingin bicara denganmu, Yui.”ujar pria itu menyebut nama Yuhee seakan Yuhee adalah miliknya. Dan Seung Won sempat menangkap wajah merona Yuhee sebelum wanita datar itu kembali mengenakan wajah tenangnya.
“Inilah salah satu alasan aku tidak ingin bicara di kantor. Jam 7, ingat itu.”ujar Yuhee pelan lalu berjalan keluar dari ruangannya dan mengikuti pria tadi.
Dia pria yang akan menaklukan sang bulan.pikir Seung Won yang entah kenapa malah tersenyum geli.
Seung Won mengamati rumah di hadapannya. Dia memang tidak menyangka kalau sseseorang dengan sifat mendominasi seperti Yuhee menyukai hal-hal yang berbau kekeluargaan seperti rumah ini. Dan yang lebih tidak diduga Seung Won adalah kenyataan bahwa ternyata rumah Yuhee terletak di kompleks yang sama dengan Min Young, bahkan kalau Seung Won memunggungi rumah Yuhee, dia akan langsung berhadapan dengan rumah Min Young. Rumah mereka bersebrangan!
Seung Won menekan bel, berharap bukan Yuhee yang membuka. Dan doa Seung Won terkabul, karena yang membuka pintu bukan Yuhee, ataupun pembantunya. Yang kini tersenyum anggun di depan Seung Won adalah orang yang cukup lama tidak dilihatnya.
“Silakan masuk, Mr. Cha. Ini pertama kalinya kita bertemu dalam suasana di luar bisnis, bukan??”tanya Kim Hee Na sopan dan Seung Won mengangguk setuju. “Yuhee sedang menyiapkan makanan…”lanjut Hee Na sambil berjalan menuju ruang duduk yang cukup luas dan sangat nyaman itu.
Seorang wanita dengan pakaian rumah yang sangat santai keluar dari dapur dengan membawa senampan makanan ringan.”Kita masih harus menunggu dua orang lagi…”ujar Yuhee sambil meletakkan satu persatu piring ke atas meja persegi rendah yang berada di tengah ruangan.
Sesaat Seung Won yakin kalau Yuhee mendongak dan memandang ke arah pintu masuk sebelum duduk di antara ke dua orangtuanya. “Mereka sudah datang…”ujar Yuhee ringan.
“Kau bahkan terlihat lebih manja dari yang paling kecil, Yuhee…”tegur Dennis yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang Seung Won bersama Max. keduanya langsung mengambil tempat di kedua sisi Seung Won.
—–to be continued—–

2011/09/23

Young Kim Marriage (6)

Ssil Jung langsung menelpon Dennis setelah menjelaskan semuanya pada Max sesampainya dia di rumah. “Apa aku mengganggumu??”tanya Ssil jung pelan berusaha agar abangnya itu tidak menangkap suara Ssil Jung yang penuh emosi.
“Kalau kau ingin aku jujur, jawabannya ya… Miranda tidak akan mau lagi berkencan denganku gara-gara aku memintanya pulang saat kami sedang berada di puncak gairah karena mendapat telpon mu… Ada apa??”tanya Dennis tidak terdengar kesal sama sekali, bahkan pria itu cenderung bahagia.
“Aku harus pulang ke Paris… Ada masalah, dan aku tidak mungkin mendapatkan tiket pesawat untuk keberangkatan besok pagi di tengah musim liburan ini…”jelas Ssil Jung sedikit berbohong.
“Aku senang kau ingat padaku…”ujar Dennis pelan,”Aku harus menelpon Joshua untuk menanyakan apakah dia bisa mendapatkan izin terbang dalam keadaan mendadak seperti ini… Setengah jam lagi aku akan menelponmu… Tapi tenang saja, kalau Joshua tidak bisa, aku akan melakukan sesuatu untuk memastikanmu mendapatkan kursi di pesawat penerbangan pertama ke Paris besok pagi…”ujar Dennis sebelum memutuskan pembicaraan.
Ini adalah setengah jam terlama dalam hidup Ssil Jung. Dan begitu telpon berdering untuk pertama kalinya, Ssil Jung langsung melompat untuk mengangkatnya, dan Ssil Jung sangat bersyukur, karena memang Dennis-lah yang menelpon. “Joshua bisa mendapatkan izin terbang besok pagi… Minta Yuhee atau siapapun mengantarmu ke bandara jam 6 pagi. Apa itu sudah cukup cepat??”tanya Dennis cemas.
Sebenarnya Ssil Jung malah ingin kembali ke Paris malam ini juga, tapi Ssil Jung sadar kalau itu tidak akan bisa, jadi Ssil Jung berusaha mengubah nada suaranya menjadi ceria,”Tentu saja… Terima kasih, aku tahu kalau kau pasti bisa…”
“Apa kau bisa mengatakan padaku apa masalahmu??”tanya Dennis terdengar cemas.
“Bukan hal penting… Aku bisa mengatasinya, hanya masalah penerbangan ini saja yang tidak bisa aku atasi… Kembalilah tidur, dan aku sarankan agar kau mandi air dingin…”ujar Ssil Jung sambil menggoda saudaranya itu.
Ssil Jung mendengar suara tawa di seberang sebelum Dennis mengucapkan selamat malam dan ucapan selamat tidur. Setelah mengembalikan telpon kembali ke tempatnya, Ssil jung langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengemas semua barang-barangnya. “Aku sudah mengemas semua barang-barangku… Apa kau butuh bantuan, sayang??”tanya Max.
Ssil Jung menatap Max bingung,”Kenapa kau harus membereskan barang-barangmu?? Hanya aku yang kembali ke Paris… Kau masih bisa menikmati liburanmu disini… Aku kembali ke Paris tidak untuk bekerja, setidaknya dalam dua minggu ini mungkin… Jadi selama itu kau masih bisa berlibur…”
“Aku akan ikut denganmu. Aku harus memastikan kalau kau bisa melakukan semua sendiri tanpa aku, dan kalau itu terjadi, aku akan terbang kembali ke Dallas untuk melanjutkan liburanku…”tegas Max cepat.
Ssil Jung berhenti mengemas barang-barangnya dan kemudian memeluk Max erat, “Kenapa bukan kau yang kumiliki dalam segala hal?? Kau begitu memahamiku…”
“Kau akan menemukan orang lain, sayang… Sampai saat itu tiba, kau bisa mengandalkan aku…”sahut Max pelan sambil mengelus kepala Ssil Jung lembut.

Seung Won sama sekali tidak mempunyai ide kemana harus mencari Ssil Jung. Pria itu sudah mencoba berbagai cara selama tiga hari ini. Dia merasa kalau ada yang salah dari wanita itu dan Seung Won ingin mengetahui semua hal tentang Ssil Jung, karena Seung Won yakin kalau dia dan Ssil Jung sangat cocok. Seung Won langsung berlari keluar dari kamar mandi saat telponnya berdering, berharap kalau Ssil Jung-lah yang menghubunginya. Tapi semangat Seung Won langsung lenyap saat si pemilik ternyata adalah Selena.
“Kenapa kau mendesak seperti itu?? Apa kau sedang menunggu telpon lain??”tanya Selena saat mendengar Seung Won menghela nafas.
“Mungkin… Apa yang membuatmu menelponku malam-malam seperti ini??”tanya Seung Won malas.
“Kalung yang sangat menakjubkan itu sudah selesai… Mereka bilang akan mengirimkannya, jadi aku memberikan alamat Min Young pada mereka sesuai perintahmu… Mungkin saat ini Min Young sudah terpesona dengan kalung itu…”ujar Selena bersemangat.
“Terima kasih… Dan kalau sudah tidak ada hal lain, aku akan melanjutkan bercukur…”ujar Seung Won tanpa memberi Selena kesempatan untuk berkomentar.
Tapi rupanya Selena salah. Kiriman kalung itu baru datang keesokan paginya saat Min Young sedang sarapan. Dan begitu Marie membawakan kalung itu pada Min Young. Wanita itu langsung terpekik bahagia, Min Young sangat menyukai kalung itu, dan designya yang sangat mempesona. Saat sedang membalik batu mulia yang ada di kalung itu, Min Young tersadar akan sesuatu dan menyuruh Marie mengambilkan telpon untuknya.
“Berapa banyak uang yang kau habiskan untuk membeli kalung ini?? Dan kapan kau pergi ke Italy??”tanya Min Young begitu mendengar suara anaknya.
“Aku hanya membayar beberapa ratus dollar untuk pengerjaannya. Dan apa maksudmu kalau aku pergi ke Italy??”tanya Seung Won bingung.
Min Young mengomel tidak percaya,”Kalung ini design khusus, Seung Won! Hanya orang yang memesan langsung ke perusahaan pusat yang bisa mendapatkan ukiran khusus SJ di batu mulianya! Mereka yang membeli perhiasan rancangan SJ di pasaran hanya akan mendapatkan design yang hanya ada satu di dunia, tapi untuk mendapatkan ukiran ini, kau harus memesan langsung ke Italy, ke kantor pusat mereka… Jangan berbohong lagi padaku, Seung Won… Aku sudah pernah mencoba memesannya, bahkan aku juga menggunakan nama keluarga ini untuk mendapatkannya saat aku mengunjungi Cathilda di Roma, tapi aku tetap tidak mendapatkannya. SJ terlalu mahal untuk bisa kubayar dengan uangku sendiri, dan aku sama sekali tidak ingin menggunakan uang yang kau berikan…”
Seung Won seperti tersiram air dingin saat dia baru bangun tidur. Kenyataan bahwa itu rancangan Ssil Jung semakin membuatnya shock. “Seung Won… Jangan katakan padaku kalau kalung ini bukan hadiah darimu…”ujar Min Young terdengar cemas.
“Oh, itu memang hadiah dariku… Hadiah ulang tahunmu tepatnya… Tapi bukan aku yang mengirimnya… Toko tempat Selena mengirimkan design itu yang mengirimnya. Dan aku sama sekali tidak tahu toko mana itu. Apa kau pernah mencoba meniru ukiran khusus itu, Min Young?? Atau menyuruh orang melakukannya??”tanya Seung Won cepat, dia harus mengetahui seberapa istimewanya ukiran itu.
“Pernah, aku pernah meminta salah seorang pengrajin di SJ’s & Arts untuk menirunya, tapi mereka dengan tegas mengatakan kalau siapapun yang meniru ukiran itu akan dikenai sanksi oleh pemerintah. SJ sudah mengasuransikan dan mendaftarkan karyanya secara resmi…”
“Apa di kotaknya tertulis toko mana yang mengerjakannya??”tanya Seung Won cepat.
“Oh tentu, ini dikirim oleh SJ’s & Arts… Makanya aku sangat penasaran bagaimana caranya kau bisa mendapatkan ini,”
Seung Won kembali menghela napas panjang, dia sama sekali tidak yakin dengan semua kemungkinan yang disimpulkannya dalam waktu lima belas menit ini. “Aku tidak pergi ke Negara manapun untuk mendapatkan kalung itu. Aku hanya pergi ke Jolie’s Gold untuk membelikanmu kalung, dan disana aku bertemu Ssil Jung, dia…”
“Apa dia juga membeli sesuatu di sana??”sela Min Young cepat.
“Tidak, Ssil Jung tidak membeli apapun saat itu, dia bekerja sebagai salah satu penjual disana… Aku menyadari kalau perhiasan yang dipakainya selalu unik, dan aku meminta dia membuat sebuah rancangan kalung untukku, aku ingin membayarnya, tapi dia berpikir sebentar dan kemudian mengatakan kalau aku tidak perlu membayar berapapun untuk rancangannya. Dan itu adalah rancangan Ssil Jung, aku tidak berani berpikir kalau Ssil Jung berani meniru rancangan SJ tapi aku juga tidak yakin untuk menyimpulkan kalau Ssil Jung adalah SJ sang designer perhiasan… Seandainya saja aku melihat photo SJ ini…”
“Tidak mungkin… SJ tidak pernah bisa diwawancarai untuk alasan apapun. Saat aku menghadiri acara penganugrahan designer terbaik tahun lalu di Berlin, SJ diwakilkan oleh seorang pria yang menyatakan dirinya sebagai asisten SJ. Kalaupun ada wawancara mengenai design-design SJ, asistennya lah yang selalu menjawab semua pertanyaan itu.”
“Apa kau punya photo asistennya??”tanya Seung Won.
“Kau bisa melihatnya di koran pagi ini… Pria itu sedang berlibur ke Dallas kemarin saat ditemui di sebuah restoran…”
Seung Won langsung meninggalkan telpon menggantung begitu saja dan berjalan cepat menuju pintu depan dan melihat koran yang selalu tergeletak begitu saja di depan pintunya. Seung Won membuka-buka halaman koran dan sangat terkejut saat mendapati photo pria yang ada di koran_yang dinyatakan sebagai asisten sang perancang agung_adalah orang yang sama dengan yang dilihat Seung Won di apartemen Ssil Jung. Seung Won kembali ke kamarnya dan mendekatkan gagang telpon ke telinganya. “Bagaimana??”tanya Min Young penasaran. Seung Won menjelaskan tentang pria yang ada di apartemen Ssil Jung.
“Menurutmu??”
“Mungkin saja kan kalau Ssil Jung dan SJ adalah orang sama… Kalau dipikir-pikir, SJ bisa jadi adalah inisial nama Ssil Jung. Bagaimana kalau kau mencari Ssil Jung??”ujar Min Young menyarankan.
Seung Won menggeleng pelan,”Dia menghilang. Tidak ada orang di apartemennya sejak tiga hari yang lalu, dan aku juga tidak bisa menelponnya kemanapun…”
Seung Won temenung di kamarnya dan membaca berita tentang asisten SJ itu berulang kali. Seung Won bahkan sampai hapal dengan namanya, Maxim Calagher. Akhirnya mau tidak mau, Seung Won harus segera bergegas ke kantor. Walaupun begitu, Seung Won masih menyempatkan diri menekan bel pintu Ssil Jung, berharap Ssil Jung membukanya. Tapi bukan Ssil Jung yang membukanya, melainkan asisten SJ, Maxim Calagher.
“Ada yang bisa saya bantu??”tanya Max sopan dan langsung menyadari kalau yang datang adalah pria yang sama yang diusir Ssil Jung.
“Aku ingin bertemu dengan Ssil Jung…”ujar Seung Won tenang.
Max tersenyum,”Maaf, Ssil jung tidak ada, dan seandainya Ssil Jung ada, aku tidak akan membiarkanmu menemuinya lagi, Mr. Cha Seung Won…”ujar Max tegas.
“Kau mengenalku??”tanya Seung Won kaget. Terlalu banyak hal yang membuatnya terkejut hari ini. Dan ini bukan hal biasa, Cha Seung Won tidak pernah dikejutkan oleh apapun bahkan dengan kenyataan seandainya matahari meledak 3 detik lagi.
“Oh tentu… Ssil Jung mengatakan semua yang sudah kau lakukan padanya…”jawab Max dingin, padahal selama hidupnya, Max tidak pernah bicara dengan nada itu pada pria manapun.
Seung Won tersenyum mengejek,”Tentu saja kalau mengingat kau kekasih Ssil Jung…”ujar Seung Won cepat.
“K, kau bilang aku ke… Kau bilang aku apa??”tanya Max tidak percaya,”Kekasih Ssil Jung??”ulang Max shock,”Sampai kapanpun aku tidak akan pernah menjadi kekasih Ssil Jung, Mr. Cha… Dan tolong jaga ucapanmu!”
Seung Won menghela napas panjang. Dia lelah dengan semua ini. Ssil Jung menyangkal kalau Max adalah kekasihnya, dan Max juga menyangkal hal yang sama. Lalu apa hubungan mereka?? “Jadi kalian hanya kencan semalam?? Tapi itu tidak mungkin, kau sudah terlalu lama berada di apartemen Ssil Jung kalau hubungan kalian memang hanya kencan semalam…”desak Seung Won.
“Pantas saja Ssil Jung sampai mengurung diri malam itu melihat kelakuanmu seperti ini. Aku saja ingin menangis mendengar ucapanmu yang selalu menjelekkan orang lain! Apa kau merasa kalau kau yang paling sempurna di dunia ini, Mr. Cha?? Aku jijik menyadari kalau aku pernah tertarik padamu!!”ujar Max kesal lalu membanting pintu hingga tertutup.
Menangis?? Tertarik?? Seorang pria tertarik padaku?? Bagaimana mungkin??Hanya ada satu jawaban, Maxim Calagher memiliki kelainan seksual!!
Seung Won menekan bel berkali-kali hingga Max membuka pintu dengan marah. “Apa lagi yang kau inginkan Tuan Paling Sempurna??”tanya Max dengan mata merah.
Ya Tuhan, dia benar-benar menangis!!
“Dengarkan aku… Aku memang suka berkencan dengan banyak wanita, tapi sejak mengenal Ssil Jung aku merasa berbeda. Aku hanya menginginkan Ssil Jung, dan tiba-tiba aku mendapatimu setengah telanjang di apartemennya. Apalagi yang bisa aku simpulkan?? Dan malam setelah aku bercinta dengannya dia bukannya memikirkan bagaimana hubungan kami kedepannya, dia malah mencemaskanmu. Dengan itu semua apa lagi yang bisa aku pikirkan selain kenyataan kalau kau adalah kekasihnya??”sembur Seung Won sambil terus berusaha menenangkan dirinya sendiri.
“Kau mencintai Ssil Jung??”tanya Max tidak percaya.
“Aku tid…”
Cinta?? Aku hanya menginginkan Ssil Jung!
“Melihatmu seperti ini dan begitu memaksa mencari tahu tentang Ssil Jung membuktikan kalau kau mencintainya…”jelas Max cepat.
Aku mencintai Ssil Jung?? Ya!! Aku menyukainya sejak pertama kali melihatnya, dan aku mencintainya sejak pertama kali bicara dengannya!
“Aku rasa, ya… Aku mencintai Ssil Jung… Apa kau tahu dimana dia??”tanya Seung Won cepat seakan tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi.
“Masuklah… Kita bicarakan di dalam…”ujar Max sambil membuka pintu lebih lebar agar Seung Won bisa masuk.
Max menyuruh Seung Won duduk di salah satu sofa lembut di depat TV,”Kau ingin minum apa??”tanya Max sopan.
“Tidak. Terima kasih.”jawab Seung Won tidak kalah sopan.
“Baiklah…”ucap Max lalu duduk di sebrang Seung Won,”Pertama aku ingin mengatakan kalau aku tidak akan pernah jadi kekasih ssil jung, selingkuhannya ataupun kencan semalamnya. Aku gay.”
—–to be continued—–

cr::
http://allmyfantasy.wordpress.com/2011/09/23/young-kim-marriage-6/#comments

2011/09/22

Young Kim Marriage (5)

Sementara itu, Dennis yang sejak datang ke Dallas karena mencemaskan keadaan Ssil Jung sama sekali belum kembali ke New York. Dia sedang makan siang bersama Yuhee saat Max datang setelah terlambat 10 menit.
“Maafkan aku. Ssil Jung baru saja pergi, karena itu aku juga baru bisa datang sekarang…”ujar Max cepat sambil mengambil tempat duduk di sebelah Yuhee. Mereka bertiga makan siang di restoran hotel tempat Dennis menginap.
“Bukan masalah. Jadi sekarang Ssil Jung sudah pergi??”tanya Yuhee sambil meletakkan pisau makannya dan kemudian meneguk jus jeruknya.
Max mengangguk. “Apa yang sebenarnya terjadi pada Ssil Jung?? Kami tahu kalau sudah terjadi sesuatu pada Ssil Jung walaupun Ssil Jung menyangkalnya mati-matian.”tanya Yuhee lagi yang kali ini lebih serius.
“Aku tidak terlalu mengerti tapi yang aku tahu Ssil Jung seperti itu setelah seorang pria menemuinya dua hari yang lalu.”jelas Max.
Dennis langsung menatap Max dingin,”Pria?? Apa itu Jong Hoon??”tanya Dennis terdengar cemas.
“Bukan! Kalau Jong Hoon, aku pasti sudah mengenalinya. Dia bukan Jong Hoon. Pria ini lebih tinggi dan lebih tampan. Rambutnya hitam, bukan coklat seperti Jong Hoon. Matanya juga hitam.”jelas Max sambil mengingat-ingat ciri-ciri Seung Won.
“Kenapa kau bisa berpikir kalau pria itu Jong Hoon?? Dia tidak mungkin berani kembali kesini setelah semua yang kau lakukan padanya.”gumam Yuhee pelan.
Max meneguk kopinya,”Begini, setelah kalian pulang malam itu, Ssil Jung menerima telpon dari seseorang yang bernama Mr. Cha. Kalau melihat reaksi Ssil Jung saat bicara dengannya, aku yakin dia pria yang sama dengan yang datang malam itu.”
“Darimana kau mendapat keyakinan itu??”tanya Yuhee butuh bukti.
“Ssil Jung langsung membanting telpon pada telpon pertama.”jawab Max yakin.
Dennis tersenyum geli,”Bahkan semarah apapun Ssil Jung padaku, dia tidak pernah membanting telponku.”
“Cha Seung Won. Taipan Dallas, dan vice direktur dari SW Coorporate.”ucap Yuhee tiba-tiba. “Bagaimana kau mengenalnya??”tanya Max penasaran.
“Aku sudah bertemu dengannya tiga kali kalau saat pestamu juga dihitung. Aku menemani Casey rapat bisnis dengannya. Dia benar-benar hebat. Hanya dia yang berani mendebat Casey, Jeremy sekalipun paling enggan berurusan dengan Casey. Tapi aku yakin kalau dia tidak mengenaliku.”jawab Yuhee pelan.
Dennis hanya terdiam mendengar penjelasan Yuhee. Dennis yakin kalau ini bukan kedua kalinya dia mendengar nama Cha. Tapi dimana dan kapan??
Mata Dennis menatap undangan pernikahan yang dibawa Yuhee. Dan tiba-tiba sebuah kenangan muncul begitu saja dalam ingatannya. “Aku tahu dimana aku pernah mendengar nama Cha lainnya…”ucap Dennis tiba-tiba membuat Yuhee dan Max langsung menatapnya ingin tahu. “Kan Min Young, temanku sewaktu di dunia modeling menikah dengan seseorang yang bernama seseorang yang bernama Cha. Aku tidak tahu apa hubungan pria ini dengan Seung Won. Dan ada orang yang bernama Mr. Cha juga yang mendahuluiku mendapatkan pentahouse di apartementku yang ditempati Ssil Jung sekarang…”jelas Dennis yang langsung bangkit dari tempat duduknya.
“Kau mau kemana??”tanya Yuhee curiga.
“Mencari Cha Seung Won.”jawab Dennis cepat.
“Jangan ikut campur lagi Dennis. Ssil Jung sudah dewasa, dan dia tahu bagaimana cara mengatasi masalahnya sendiri. Ingatlah kalau kau sudah berjanji pada Mom dan Dad kalau masalah Jong Hoon adalah yang terakhir kalinya kau turun tangan. Ssil Jung akan meminta bantuan kita kalau dia memang membutuhkannya. Sampai saat itu tiba, tolong, percaya padanya.”ucap Yuhee tenang.
Dennis kembali ke tempat duduknya dengan lelah.”Aku hanya ingin melindunginya. Melindungi keluargaku.”gumam Dennis.
Yuhee berdiri dan berjalan ke belakang kursi Dennis kemudian melingkarkan tangannya di leher Dennis,”Sadarlah kalau kami sudah besar. Kami akan meminta bantuanmu kalau kami membutuhkannya. Kau bahkan tidak pernah menganggapku sebagai kembaranmu.”gumam Yuhee lembut.
Dennis mengecup tangan Yuhee lembut dan kemudian berdiri.”Baiklah. Aku akan meninggalkan Ssil Jung pada kalian. Aku harus kembali ke New York hari ini.”pamit Dennis yang langsung pergi begitu saja setelah memberi Yuhee pelukan penuh kasih dan bersalaman dengan Max.
“Jangan pernah berpikir apapun tentang semua yang Dennis lakukan. Sampai kapanpun kau tidak akan pernah mengerti, Max. Dan jangan pernah menganggap Ssil Jung serapuh yang kau kira.”ujar Yuhee saat Dennis sudah meninggalkan mereka berdua di restoran.
Max menatap Yuhee tidak percaya. Max tahu kalau Yuhee sudah memilki banyak gelar di namanya, yang salah satunya adalah gelar magister di bidang psikologi. Tapi Max tidak pernah percaya sampai saat ini. Yuhee berhasil membaca pikirannya!
Seung Won memang sering mengajak wanita untuk tidur dengannya di apartemennya. Tapi semuanya akan tertidur setelah mereka menikmati malam-malam mereka di tempat tidur Seung Won. Bukan dalam pelukan Seung Won di sofa ruang tengah dalam keadaan berpakaian lengkap seperti yang Ssil Jung lakukan sekarang.
Apa aku sudah kehilangan kemampuanku menaklukan wanita??pikir Seung Won sambil menggendong Ssil Jung ke salah satu kamar tamu di penthose-nya. Ssil Jung menggeliat di dalam gendongan Seung Won. Wanita itu lelah secara emosional. Dan Seung Won sangat penasaran dengan apapun tentang Kim Jong Hoon yang membuat Ssil Jung sampai seperti ini. Seung Won membaringkan Ssil Jung di tempat tidur dan kemudian mulai membuka pakaian wanita itu agar Ssil Jung tidur dengan nyaman.
“Sial!”maki Seung Won saat sudah menutup tubuh Ssil Jung dengan selimut tebal lembut yang ada disana. “Aku sangat menginginkanmu, Kim Ssil Jung!”geram Seung Won lalu mencium bibir Ssil Jung sebelum kembali ke kamarnya sendiri untuk mandi air dingin.
Ssil Jung sangat terkejut saat terbangun dan mendapati dirinya bukan berada di kamarnya. Dia meneliti kamar besar yang ditempatinya ini, dan Ssil Jung yakin tidak satupun kamar di apartemennya yang dirancang seperti ini, penuh dengan kesan elegan. Ssil Jung juga menyadari kalau di tubuhnya hanya melekat pakaian dalam saja, dan melihat pakaiannya tersampirkan di salah satu kursi yang ada di dalam kamar itu. Ssil Jung baru akan mengambil pakaiannya saat pintu kamarnya terbuka. Seung Won melangkah masuk dengan nampan sarapan di kedua tangannya.
“Aku kira kau belum bangun… Aku baru saja akan membangunkanmu untuk makan malam.”ujar Seung Won sambil meletakkan nampan itu di meja bulat dekat jendela.
Ssil Jung berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Tapi yang diingatnya hanya dia menangis hingga kelelahan dan kemudian tertidur di…
Ya Tuhan! Aku tertidur di pelukan Seung Won!! Bagaimana mungkin aku bisa tertidur di pelukannya!?
Hanya ada satu jawaban, Ssil Jung… Kau tertidur di pelukan Seung Won karena pelukan pria itu memang nyaman dan dadanya begitu hangat… Kau sudah lama tidak merasakan kelembutan itu Ssil Jung.ujar Ssil Jung pada dirinya sendiri.
“Apa yang terjadi setelah aku tertidur?? Dan bagaimana caranya itu bisa??”tanya Ssil Jung sambil menunjuk pakaiannya di kursi.
Seung Won duduk di kursi tempat dia meletakkan pakaian Ssil Jung dan mulai menuang kopi,”Aku tidak mungkin mengantarmu pulang, jadi aku menidurkanmu disini, di kamar tamuku… Dan masalah ini,”Seung Won sengaja menggantung ucapannya dan mengambil pakaian Ssil Jung,”Aku yang menanggalkannya dari tubuhmu… Kau tidak akan nyaman tidur dengan berpakaian lengkap seperti ini…”
“Tapi aku biasa tidur dengan pakaian lengkap!”elak Ssil Jung sambil melilitkan selimut ke tubuhnya, entah kenapa dia merasa begitu telanjang.
Seung Won menyadari gerakan Ssil Jung,”Aku sudah melihat tubuhmu… Dan kalau kau memikirkan bahwa aku bercinta denganmu tadi malam, maka jawabannya kau salah…”
Ssil Jung mendesah lega dan tanpa sadar sebuah senyuman tersungging di bibirnya,”Oh jangan salah… Aku sangat menginginkanmu tadi malam dan malam-malam sebelumnya… Bahkan sebelum aku menciummu, saat aku pertama kali melihatmu… Tapi aku tidak akan bercinta denganmu dalam keadaan tidak sadar seperti itu… Kalau kita bercinta, aku bersumpah akan membuatmu mengingatnya…”lanjut Seung Won lalu meneguk kopinya.
Tubuh Ssil Jung menegang saat mendengar ucapan Seung Won. Sudah lama tubuhnya tidak bereaksi seperti ini, bahkan saat bersama Jong Hoon dulu, Ssil Jung tidak pernah merasa seperti ini. Ssil Jung mengumpulkan keberaniannya sebelum bangkit dari tempat tidur dan berjalan mendekati Seung Won.”Dan aku juga bisa memastikan kalau kita tidak akan pernah bercinta…”ucap Ssil Jung sambil menjulurkan tangannya untuk mengambil pakaiannya di genggaman Seung Won.
“Oh ya??”tanya Seung Won pelan dan semakin menjauhkan pakaian Ssil Jung.
“Tentu saja…”sahut Ssil Jung yang sebenarnya tidak yakin dengan jawabannya sendiri.
Tiba-tiba Seung Won berdiri dan dengan tangannya yang panjang, Seung Won berhasil menjangkau tubuh Ssil Jung dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya,”Tapi aku tidak yakin…”gumam Seung Won lalu mencium bibir Ssil Jung dengan cepat.
Awalnya ciuman Seung Won terasa mendesak. Seolah gairah pria itu sudah terpendam selama jutaan tahun, tapi lama-kelamaan ciuman-ciuman Seung Won semakin melembut dan Ssil Jung akhirnya membuka bibirnya dan membiarkan lidah Seung Won menjelajah mulutnya. Ssil Jung mengalungkan lengannya di leher Seung Won dan memiringkan kepalanya sedikit, memberi Seung Won akses untuk menciumi lehernya.
“Aku sudah lama menginginkanmu…”geram Seung Won parau sambil terus menciumi Ssil Jung hingga wanita itu mengerang nikmat. “Ya… Teruslah seperti itu…”gumam Seung Won di bibir Ssil Jung.
Dan dalam satu gerakan ringan, Seung Won sudah membaringkan Ssil Jung kembali ke tempat tidurnya dan membuka lilitan selimut di tubuh Ssil Jung. “Kau begitu indah…”gumam Seung Won serak dan kembali mencium bibir Ssil Jung.
Ssil Jung begitu menikmati ciuman-ciuman Seung Won di tubuhnya. Dia tidak pernah merasa benar-benar bergairah seperti ini. Bibir Seung Won masih berada di bibir Ssil Jung saat tangan pria itu menyentuh puncak payudara Ssil Jung yang menegang dan mengelusnya lembut. Seung Won kemudian dengan berat hati meninggalkan bibir ssil Jung dan memulai penjelajahannya. Bibir Seung Won mulai menuruni leher Ssil jung hingga berhenti di puncak payudara gelap yang menegang itu. “Kau begitu lembut sayang…”ucap Seung Won tepat sebelum mengulum puncak gelap itu.
Ssil Jung mengerang nikmat dengan semua sentuhan Seung Won di tubuhnya. Bahkan Ssil Jung sama sekali tidak tahu kalau dia punya tempat-tempat yang sangat sensitive, dan Seung Won berhasil menemukan tempat itu dan menggoda Ssil Jung.
“Katakan padaku apa yang kau inginkan, Ssil Jung??”tanya Seung Won lembut sambil menatap ke dalam mata Ssil Jung yang dipenuhi kabut gairah.
Ssil Jung seakan tersadar dengan tatapan Seung Won. Dia ingin menghentikan semua ini, tapi tubuhnya mengkhianati pikirannya. Dengan cepat Ssil jung menarik leher Seung Won.”Aku menginginkanmu..”ucap Ssil Jung sebelum melumat bibir Seung Won.
Seung Won tersenyum puas sebelum membalas ciuman Ssil Jung. “Tentu saja!”sahut Seung Won saat dirinya mulai memasuki Ssil Jung, dan begitu seluruh bukti gairah Seung Won berada di dalam tubuh Ssil Jung, wanita itu mengerang nikmat. “Jangan berhenti… Oh Seung Won… Terus…”ucap Ssil Jung sembarangan.
Dan Seung Won memang tidak berniat untuk berhenti apapun yang terjadi. Dia sudah lama menginginkan Ssil Jung, dan sekarang saat Ssil Jung sudah menjadi miliknya, Seung Won bertekad untuk tidak melepaskan Ssil Jung. Keduanya berbaring telentang setelah semua yang mereka lakukan. Ssil Jung memejamkan matanya dan meringkuk di dalam pelukan Seung Won.
Aku sama sekali tidak mengingat apapun tentang Jong HoonSeung Won membuatku melupakan semuanya…pikir Ssil Jung sedikit nyaman.
“Memang disinilah seharusnya kau berada…”gumam Seung Won saat menyadari kalau Ssil Jung sama sekali tidak tidur.
Ssil Jung memejamkan matanya sebentar lagi, dan kemudian membayangkan Max cemas karena Ssil Jung tidak pulang-pulang memberikan Ssil Jung kekuatan untuk bangkit. “Aku harus pulang…”ujar Ssil Jung sambil memandang ke jendela dan menyadari kalau langit sudah gelap. “Ya Tuhan! Max pasti mencemaskanku!!”teriak Ssil Jung tertahan dan kemudian langsung turun dari tempat tidur.
“Setelah semua yang kita lakukan, kau masih ingat dengan kekasihmu itu??”geram Seung Won yang entah kenapa merasa cemburu melihat Ssil Jung mengingat pria lain setelah bercinta dengannya.
Cemburu?? Itu hanya karena aku tidak pernah mendapat saingan!pikir Seung Won cepat dan membuang kenyataan kalau masih ada pilihan jawaban lain.
Ssil Jung menatap Seung Won dengan pandangan tidak percaya. Ssil Jung sangat berharap telinganya salah atau yang tadi bukan suara Seung Won. Dalam hatinya Ssil Jung sangat berharap kalau Seung Won berbeda dengan pria lain. Tapi tatapan Seung Won yang memandangnya jijik, kesal, atau apapun itu membuat Ssil Jung sadar kalau Seung Won hanya laki-laki penuh emosi yang bercinta dengannya hanya untuk menyalurkan gairahnya yang terpendam. “Dengarkan aku, Cha Seung Won… Aku tidak akan bercinta dengan orang lain atau apapun namanya kalau aku mempunyai kekasih… Oh, aku mungkin agak kuno, tapi aku menjunjung tinggi kesetiaan…”tegas Ssil Jung sambil memunguti pakaiannya dan berjalan ke kamar mandi.
Ssil Jung hanya butuh beberapa menit untuk mengenakan kembali semua pakaiannya, dan dia tidak merasa perlu untuk berdandan penuh, hanya menyapukan sedikit bedak dan memakai lipstick. Saat Ssil Jung keluar dari kamar mandi, Seung Won masih duduk di tempat tidur, hanya saja pria itu tidak telanjang seperti tadi, dia sudah mengenakan jubah mandinya yang tadi digunakannya saat mengantarkan makan malam untuk Ssil Jung. Ssil Jung mengeluarkan map kertas tempatnya menyimpan design kalung untuk Seung Won dan meletakkan map itu di meja bulat dekat jendela.
“Itu design yang kau minta… Hanya sebatas itu aku bisa mengerjakannya… Selamat tinggal, Mr Cha…”ucap Ssil Jung cepat sambil melangkah menuju pintu, tapi Seung Won lebih cepat darinya. “Tunggu sebentar, aku akan segera berpakaian dan mengantarmu pulang…”cegah Seung Won sambil menahan pergelangan tangan Ssil Jung yang menyentuh gagang pintu.
Ssil Jung memaksakan senyum bisnisnya,”Aku rasa aku bisa pulang sendiri… Lagipula, melihat pemandangan yang bisa dilihat dari kamar ini, aku rasa kita berada di gedung yang sama… Ini cukup menjelaskan kenapa kau tahu dimana aku tinggal…”ujar Ssil Jung tenang sambil menarik tangannya dari genggaman Seung Won dan dengan tangan yang lain membuka pintu.
Seung Won sudah mem-fax design kalung itu pada Selena agar wanita itu segera mengirimkannya ke toko perhiasan terbagus di Dallas. Selena sangat menyukai design itu dan tidak berhenti memujinya. Bahkan sekretaris Seung Won itu mendesak agar diberitahu siapa yang membuat design itu. Tapi Seung Won menolaknya dengan mengatakan kalau si designer sudah berhenti membuat rancangan apapun. Seung Won bahkan sudah mencoba menelpon ke apartemen Ssil Jung pagi-pagi sekali untuk mengajak wanita itu makan siang, tapi sama sekali tidak ada jawaban. Seung Won mengulang menelpon Ssil Jung satu jam sebelum makan siang, tapi tetap tidak ada jawaban. Dengan kesal akhirnya Seung Won mendatangi tempat kerja Willy dan sangat terkejut saat mengetahui tidak ada pegawai mereka yang bernama Kim Ssil Jung. Dan kalaupun ada yang bernama mirip dengan itu, bukan Kim namanya, tapi Ssil Jung Murphy.
Seung Won langsung curiga dan langsung menelpon Min Young untuk memastikan. “Siapa nama adik Dennis??”tanya Seung Won langsung saat mendengar suara Min Young di sebrang.
“Park Yui dan Kim Ssil Jung… Ada apa?? Bukankah selama ini kau menyebutnya sebagai Yuhee dan Ssil Jung??”tanya Min Young penasaran.
“Apa mereka keluarga bernama ganda?? Apa keluarga mereka memakai nama Inggris?”tanya Seung Won langsung tanpa memperdulikan pertanyaan Min Young.
Di kamarnya Min Young menggeleng pelan, “Seingatku hanya ibu mereka yang bernama ganda, ketiga anaknya hanya menggunakan nama ayah mereka… Dan hanya Dennis yang memakai nama Inggris. Ada apa, Seung Won?? Katakan padaku.”
“Apa nama Inggris ibunya??”
“Murphy. Hee Na Murphy”
“Sial!”maki Seung Won langsung menutup telpon dan meninggalkan Min Young dengan muka penasaran sekaligus tidak percaya mendengar Seung Won memaki penuh emosi seperti itu.
Seung Won langsung berhadapan dengan pengurus toko tempat Ssil jung bekerja,”Jadi, kenapa wanita bernama Ssil Jung Murphy itu tidak ada disini sekarang padahal ini masih jam kerja??”tanya Seung Won dingin hingga membuat pengurus tak bersalah itu gemetar.
“Dia sudah berhenti Tuan… Pagi-pagi sekali dia mengatakan berhenti melalui telpon, dan mengatakan kalau semua kerjanya selama ini tidak perlu dibayar. Apa dia sudah melakukan kesalahan??”tanya pria paruh baya itu gemetar.
Tanpa memperdulikan pertanyaan si pengurus, Seung Won langsung membalik badan dan segera keluar dari toko itu sebelum kemarahannya meledak.
——to be continued——-

http://allmyfantasy.wordpress.com/2011/09/22/young-kim-marriage/

Young Kim Marriage (4)

Sudah seminggu berlalu sejak Seung Won mengajaknya makan malam pertama, dan selama itu juga Ssil Jung sama sekali tidak ada mendengar kabar apapun dari Seung Won. Ssil Jung sedang sibuk dengan design gelang yang diminta Seung Won saat bel pintunya berbunyi.”Max… Bisakah kau membukakan pintu untukku??”teriak Ssil Jung dari kamarnya.
“Tentu, sayang…”sahut Max cepat yang saat itu baru selesai mandi dan masih mengenakan jubah mandinya.
Betapa terkejutnya Max saat mendapati Seung Won berdiri di depan pintu. “Apa Ssil Jung ada??”tanya Seung Won dingin sambil mengamati Max dengan seksama.
“Ada, apa kau mau menunggu di dalam?? Ssil Jung sedang di kamarnya, aku akan segera memanggilkannya..”ujar Max menawarkan.
“Aku menunggu disini saja…”
Saat itulah Ssil Jung berteriak dari kamarnya,”Siapa Max??”tanya Ssil Jung.
“Tamu untukmu, Nona… Dan segeralah keluar kalau kau tidak ingin dia pergi…”balas Max lalu berjalan menuju kamar Ssil Jung.
“Seung Won?? Ada apa??”tanya Ssil Jung begitu melihat Seung Won berdiri di depan pintunya dengan aura yang begitu mengerikan. Sepertinya kata ‘marah’ tidak cukup menggambarkan apa yang Ssil Jung lihat di wajah Seung Won.
Tanpa peringatan sebelumnya, Seung Won langsung menarik Ssil Jung ke pelukannya dan melangkah masuk ke apartemen Ssil Jung,”Siapa pria itu??”tanya Seung Won cepat dan dalam. Ada rasa cemburu merasuk ke dalam hati Seung Won.
“Siapa Max itu bukan urusanmu, dan tolong lepaskan aku…”jawab Ssil Jung bergetar, bingung dengan kelakuan Seung Won yang begitu tiba-tiba.
Brengsek! Aku tahu kalau siapa dia memang bukan urusanku. Aku tidak memiliki hubungan yang istimewa denganmu. Tapi melihat ada laki-laki lain yang mungkin sudah menyentuhmu, membuatku kesal! Aku berusaha melupakanmu dengan bepergian selama seminggu, tapi kau tetap berada dalam pikiranku, menolak semua usahaku untuk melupakanmu!pikir Seung Won kesal.
“Kenapa dia bisa ada di apartemenmu dalam keadaan setengah telanjang?! Apa kalian tidur bersama??”desak Seung Won semakin menarik Ssil Jung mendekat padanya.
Ssil Jung menatap Seung Won dengan tatapan bingung. Dia sama sekali tidak mengerti kenapa Seung Won harus marah saat melihat Max. Mereka hanya klien, dan tidak lebih. Walaupun Ssil Jung menyadari kalau ada getar-getar gairah saat dia menatap mata hitam milik Seung Won.
“Itu bukan urusan anda, Mr. Cha… Dan tolong lepaskan aku!”tegas Ssil Jung.
“Brengsek!”maki Seung Won geram.
“Jaga ucap…”
Ssil Jung hanya bisa meneruskan kata-kata peringatannya di bibir Seung Won. Pria itu mencium Ssil Jung dengan lapar, seakan belum bertemu wanita selama seratus tahun. Ssil Jung berusaha dengan sekuat tenaganya mendorong Seung Won walaupun Ssil Jung sadar kalau tenaga Seung Won jauh lebih besar. Tapi semua usaha Ssil Jung perlahan melemah seiring melembutnya ciuman Seung Won.
Semua pria itu sama, Kim Ssil Jung… Kau tidak boleh disakiti lagi… Menjauhlah sebelum semuanya terlambat… Ingat apa yang Jong Hoon lakukan padamu… Seberapa dalamnya kau mencintai seseorang, kau tetap akan ditinggalkan. Suatu saat pasti akan berpisah juga.
Semua ingatan tentang pengkhianatan Jong Hoon dan semua kebohongan pria itu seakan menjadi air dingin yang menyiram Ssil Jung. Saat ciuman Seung Won semakin melembut dan membuai, Seung Won juga mulai melemaskan pegangannya pada Ssil Jung. Ssil Jung mengambil kesempatan ini untuk mendorong Seung Won.
“Pergi dari sini sekarang juga!!”teriak Ssil Jung penuh emosi.
Mata Seung Won berkabut karena gairah,”Kau ingin aku pergi??”tanya Seung Won serak.
“Pergi dan jangan pernah temui aku lagi!!”geram Ssil Jung sambil berusaha mendorong Seung Won keluar dari apartemennya.
Tiba-tiba Max muncul dengan pakaian lengkap,”Apa yang terjadi sayang??”tanya Max lembut.
“Usir dia keluar, Max!!”teriak Ssil Jung sambil berlari menuju kamarnya.
Seung Won hanya terdiam menatap kepergian Ssil Jung. “Apa yang sudah kau lakukan padanya?!”geram Max.
“Bukan urusanmu!”sahut Seung Won sambil lalu dan segera melangkah keluar dari apartemen Ssil Jung.
Sejak malam itu Ssil Jung sama sekali tidak keluar kamar hingga keesokan siangnya. Dia bahkan tidak masuk kerja dan membatalkan makan siang bersama Yuhee. Wanita itu mengurung diri di kamar sampai terdengar ketukan pelan di pintu kamarnya.
“Ssil Jung… Keluarlah… Kau bahkan belum makan malam dari kemarin. Kau bisa sakit, Ssil Jung…”bujuk Max yang memutuskan tinggal sampai Ssil Jung kembali normal walaupun kantor sudah menelponnya agar kembali sesegera mungkin.
Ssil Jung menatap jendela. Hari itu hujan, dan jendela kamar Ssil Jung tidak luput dari terpaan air hujan. Ssil Jung terus mengabaikan suara-suara di depan pintu kamarnya. Dia begitu shock dengan semua kejadian yang dialaminya. Ssil Jung memang tidak bermaksud untuk menyukai Seung Won agar hatinya tidak terluka lagi. Tapi apa yang Seung Won lakukan memberikan dampak yang berbeda.
“Kim Ssil Jung… Buka pintunya sekarang juga!”geram sebuah suara diluar.
Ssil Jung sangat mengenal suara itu. Tapi yang menjadi pertanyaan adalah, kenapa dia bisa ada disini??
“Sayang… Buka pintunya, keluarlah… Atau kami yang masuk??”ujar suara lain yang kali ini milik Yuhee.
Maxim Calagher! Hanya dia yang bisa melakukan ini semua!pikir Ssil Jung kesal tapi dia tetap berjalan menuju pintu kemudian membukanya.
Dennis langsung menerobos masuk dan menarik Ssil Jung hingga terduduk di pinggir ranjang king size milik Dennis dulu. “Apa yang terjadi?? Kenapa Maxim sampai menelpon kami??”serbu Dennis cepat.
“Tidak ada masalah besar. Aku hanya sedikit shock.”sahut Ssil Jung memilih-milih jawaban apa yang akan diberikannya kalau-kalau Dennis tidak puas dengan jawabannya saat ini.
Dennis melihat adiknya dengan tatapan yang akan membuat wanita manapun langsung mengakui kesalahan mereka. Tapi sedetik kemudian Dennis tersenyum,”Aku percaya padamu. Tapi jangan pernah berbuat seperti ini lagi. Kami semua mencemaskanmu. Kau tahu kalau kami bisa menjadi tempatmu bercerita. Jadi jangan menyembunyikan apapun…”
“Ssil Jung-ah… Kau nyaris membuatku terkena serangan jantung. Jangan pernah melakukan ini lagi. Kau bisa sakit, dan pingsan seperti di pesta Dennis… Berjanjilah untuk tidak merusak diri sendiri! Jeball…”desak Yuhee serius.
Ssil Jung berusaha menarik sudut-sudut bibirnya agar menyerupai orang tersenyum,”Aku janji. Kalian tidak perlu cemas…”ujar Ssil Jung datar. Dalam hatinya dia tahu, Yuhee paling enggan mengakui kalau mereka adalah keluarga Korea, dan kalau Yuhee sampai menggunakan bahasa mereka, itu artinya Yuhee benar-benar memohon. Yuhee, kakaknya yang dingin seperti bulan, sudah memohon padanya, dan bagaimana mungkin dia tega untuk tidak mengabulkan permintaan kakaknya?
Lewat tengah malam barulah kedua saudaranya sepakat menyatakan kalau Ssil Jung baik-baik saja, dan mengancam Max bahwa kalau dia berani meninggalkan Ssil Jung sendirian, Dennis akan memastikan kalau dia akan benar-benar kehilangan satu-satunya eksistensinya di dunia. Max_walaupun tahu itu hanya ancaman kosong dari Dennis_tetap bergidik ngeri saat mendengarnya.
“Apa pria tampan itu menyakitimu??”tanya Max saat mereka hanya tinggal berdua di apartemen Ssil Jung.
Ssil Jung menatap sahabatnya kesal,”Aku benci padamu, Maxim! Kau selalu menelpon mereka kalau aku melakukan sesuatu diluar keinginanmu! Dan aku tidak akan bercerita apa-apa padamu lagi!”geram Ssil Jung sambil membalik badannya hingga memunggungi Max.
“Maafkan aku. Aku hanya terlalu mencemaskan keadaanmu. Kau terlihat begitu terluka…”
“Aku tid…”belum sempat Ssil Jung meneruskan ucapannya, telpon di dekatnya berdering, dengan malas Ssil Jung mengangkat gagang telpon itu hingga dia bisa mendengar suara si penelpon.
“Ssil Jung??”
Dengan spontan Ssil Jung langsung membanting telpon kembali ke tempatnya. Tapi sedetik kemudian benda itu kembali berdering. Dengan segenap keberanian yang berhasil dikumpulkannya, Ssil Jung kembali mengangkat gagang telpon.
“Apa yang kau inginkan??”tanya Ssil Jung datar.
“Aku ingin bertemu denganmu…”ujar Seung Won dengan cepat menyatakan keinginannya sebelum Ssil Jung membanting kebali pesawat telponnya.
“Aku tidak akan menemuimu kapanpun dan untuk alasan apapun…”tukas Ssil Jung.
Seung Won menghembuskan napas panjang,”Ada yang ingin kubicarakan. Penting!”
“Tapi aku sama sekali tidak ingin bertemu apalagi bicara dengan anda Mr. Cha. Dan mengenai masalah rancangan, sebutkan alamat anda, nanti saya akan menyuruh seseorang untuk mengantarkan designnya pada anda. Saya sudah menyelesaikannya…”
“Brengsek!”umpat Seung Won kesal.
“Jaga ucapan anda, Mr. Cha…”tegur Ssil Jung datar.
“Berhenti menyebut namaku seperti itu, Ssil Jung. Dan aku tidak akan memberitahukan apapun padamu kalau bukan kau yang mengantarkan design itu. Bersikaplah professional. Kau dan aku yang berbisnis, jangan libatkan orang lain.”
Ssil Jung terdiam. Dan akhirnya Ssil Jung menyetujui untuk mengantar sendiri design kalung yang diminta Seung Won.
“Kalau anda memang ingin saya yang mengantarnya, saya tidak terima mengantar ke alamat rumah anda. Kita bertemu besok di Jeremian’s saat makan siang. Tidak ada sentuhan dan tidak ada pembicaraan yang tidak perlu. Anda setuju??”tanya Ssil Jung cepat.
Di kamarnya Seung Won tersenyum puas,”Kenapa kau takut kerumahku Ssil Jung?? Dan kenapa kau takut aku sentuh?? Apa itu akan menyalakan api gairahmu?? Dan kau takut mengkhianati kekasihmu??”goda Seung Won.
Ya! Aku tidak berani menantang kesalahan itu lagi. Berdekatan denganmu hanya akan membuat semua kendali diriku hancur dan aku kembali mengulang kesalahan yang sama. Dan mendengar suaramu yang begitu menggoda saja sudah membuat tubuhku bereaksi.pikir Ssil Jung. Tapi ada satu kata dari ucapan Seung Won yang mengganjal di hati Ssil Jung.
“Kekasih?? Apa maksud anda??”tanya Ssil Jung bingung.
“Ya kekasih! Pria yang nyaris setengah telanjang saat aku datang ke rumahmu dan menciummu! Pria yang langsung memelukmu begitu melihatmu di toko! Jangan katakan padaku kalau dia hanya kencan semalammu!”sembur Seung Won tanpa sadar.
“Aku tid…”Ssil Jung menghentikan ucapannya saat dia sadar siapa pria yang dimaksud Seung Won. Dan kemudian Ssil Jung menarik napas dalam sebelum memuntahkan kemarahannya,”Apapun hubunganku dengan Max itu jelas bukan urusan anda, Mr. Cha!!”teriak Ssil Jung sebelum kembali membanting pesawat telpon ke tempatnya semula.
“Ada masalah??”tanya Max lembut setelah mengamati semua yang Ssil Jung lakukan.
Ssil Jung menatap Max sebelum menghempaskan tubuh mungilnya di sofa lembut yang ada disana, Max pun langsung duduk di sisi Ssil Jung hingga Ssil Jung bisa menyandarkan kepalanya ke bahu Max yang lebar,”Aku lelah, Max. Aku lelah menghadapi pria-pria emosian. Dan aku sangat bersyukur kau berbeda…”gumam Ssil Jung yang beberapa saat kemudian tertidur di sofa sebelum diangkat Max ke kamarnya.

Seung Won sudah menelpon Selena pagi-pagi sekali untuk mengatakan kalau dia tidak masuk kantor hari ini. Pria itu sudah menjadwal kegiatannya hari ini yang dimulai dengan berolahraga di gym sebelum pergi ke rumah Min Young. Seung Won mengendarai mobilnya menuju rumah Min Young yang membutuhkan waktu 20 menit dari apartemennya.
“Seung Won!”ucap Min Young tidak percaya saat sedang minum teh di beranda kamarnya dan melihat Seung Won keluar dari mobil. Diana langsung turun ke lantai satu dan menyambut Seung Won dengan gembira. “Lama sekali kau tidak mengunjungiku. Terakhir kali kita bertemu saat aku berulang tahun…”gumam Min Young sambil memeluk anaknya.
“Aku sibuk…”jawab Seung Won singkat setelah Min Young melepaskan pelukannya.
“Kau membutuhkan seorang istri agar kau sadar kalau hidup itu tidak harus dengan terus bekerja…”ujar Min Young sambil berjalan menuju halaman belakang dan menginstruksikan pada pembantu untuk membawakan minuman ke halaman belakang.
“Berhentilah menyuruhku menikah, Min Young.”geram Seung Won.
“Aku tidak bisa. Setelah ayahmu meninggal, akulah yang harus mengingatkanmu untuk menikah. Itu kewajibanku sebagai ibumu. Dan aku juga harus mengatakan ini, aku sangat berterima kasih karena kau tetap memenuhi janjimu pada ayahmu untuk membelikanku rumah ini…”ujar Min Young lembut.
“Setiap aku datang, selalu itu yang kau katakan. Apa belum cukup mengucapkan terima kasih satu kali saja??”tanya Seung Won terdengar kesal.
“Baiklah. Maafkan aku.”sahut Min Young cepat,”Oh… Ada hal yang ingin kutanyakan padamu.”
“Apa??”tanya Seung Won penasaran, karena apapun yang akan ditanyakan Min Young, Seung Won sudah mendengar bel bahaya berbunyi. “Terima kasih…”ujar Seung Won pada Marie, pembantu yang baru enam bulan bekerja pada Min Young saat wanita itu mengantarkan minuman mereka.
“Kenapa hari ini kau bisa datang kesini padahal ini adalah jam kerja??”tanya Min Young langsung.
“Aku ada janji makan siang dengan klien. Dan aku rasa ucapanmu benar, aku terlalu sibuk. Karena itu aku memutuskan hari ini untuk meliburkan diri…”jawab Seung Won.
“Apa klien ini begitu penting?? Dan apakah dia wanita cantik??”tanya Min Young lagi.
“Untuk kedua pertanyaanmu jawabannya adalah ya! Kau puas??”tanya Seung Won terdengar kesal karena Min Young sepertinya tahu semuanya. Min Young mengangguk sambil tersenyum puas. Ada sesuatu yang disembunyikan Min Young. “Berhenti tersenyum seolah kau mengetahui segalanya, Kan Min Young!!”tegur Seung Won benar-benar kesal.
“Oh, aku tidak mengatakan kalau aku mengetahui segalanya. Kau jelas tahu itu. Tapi aku cukup mengetahui beberapa hal tentangmu. Jadi ceritakan padaku, apa kau baru mengenal wanita ini atau sudah lama??”
Seung Won pasrah. Min Young memang ibunya, ibu tiri Seung Won, dan selain status itu, Min Young adalah sahabat Seung Won. Wanita itu langsung jatuh cinta pada ayahnya saat keduanya bertemu di pesta yang diselenggarakan Seung Won lebih dari 6 tahun yang lalu. Mereka sama sekali tidak memperdulikan kenyataan bahwa usia mereka berbeda 17 tahun dan langsung menikah beberapa bulan kemudian.
“Aku baru mengenal Ssil Jung lebih dari dua minggu yang lalu. Sebelum kau berulang tahun.”jawab Seung Won.
“Ssil Jung ya??”ulang Min Young pelan,“Dan kau langsung tertarik padanya bukan?? Ceritakan bagaimana kalian bertemu hingga sekarang. Aku penasaran dengan wanita yang sanggup membuatmu meliburkan diri dari kerajaanmu tercinta.”goda Min Young sambil tersenyum.
“Kau ingat aku mengajakmu ke pesta di Eleanor House?? Disanalah aku bertemu dengan Ssil Jung. Dia menjadi pasangan dari pria yang mengadakan pesta itu. Awalnya aku menghakiminya sebelah pihak.”
“Karena dia terlihat sebagai anak orang kaya dan mendampingi pria tampan?? Dan lebih buruk lagi mungkin, kau menyangka kalau dia seperti Sunny??”
“Ya. Tapi siapapun akan berpendapat seperti itu kalau kau melihat betapa bahagianya di berdiri di sebelah pria itu sementara pria itu bahkan meninggalkannya di pinggir lantai dansa begitu saja.”
“Dan kapan kau tahu kalau pendapatmu salah??”
“Malam itu juga. Ssil Jung tiba-tiba jatuh dan dia memintaku untuk memanggil Dennis, pria yang menjadi pasangannya dan juga saudaranya…”
Min Young terdiam. Dan tepat saat Seung Won akan melanjutkan ceritanya, Min Young menyela,”Apa yang kau maksud Dennis Park??”tanya Min Young cepat.
“Kau mengenalnya??”
“Kami bersahabat. Dulu… Oh, seandainya aku tahu kalau yang mengadakan pesta itu Dennis, aku pasti akan datang…”gumam Min Young kecewa.
“Bagaimana bisa kau mengenal Dennis??”
Min Young tersenyum,”Sewaktu aku masih aktif menjadi model, Dennis adalah salah satu model pria yang paling terkenal. Dia juga bermain football, dan merangkap menjadi model. Semua model wanita memujanya, dia begitu tampan…”ujar Min Young sambil mengenang masa-masanya menjadi model terkenal.
“Dennis model?? Football?? Apa yang kau bicarakan?? Dia pengusaha!”
“Dennis adalah anak tertua dari tiga bersaudara, dia mempunyai kembaran yang bernama…”
“Yuhee??”sambung Seung Won cepat.
“Ya, Yuhee. Dan seorang adik perempuan lagi…”Min Young menghentikan ucapannya setelah teringat sesuatu. “Ssil Jung yang kau katakan tadi apakah adik Dennis yang paling kecil??”
“Mungkin.”sahut Seung Won datar.
“Oh… Kim Ssil Jung memang selalu memuja Dennis, dan Dennis juga sangat menyayanginya. Tapi gadis mungil yang dulu manja itu mungkin kini sudah memiliki anak. Sekarang dia pasti sudah sangat dewasa, dan jangan pernah menyamakannya dengan Sunny, Seung Won. Aku memang tidak terlalu mengenalnya secara langsung, aku hanya pernah bertemu sekali dengannya dan selebihnya aku selalu mendengar kabar Ssil Jung dari Dennis. Ssil Jung berbeda…”jelas Min Young serius saat mengingat betapa Dennis mencemaskan adiknya saat gadis itu memilih masuk asrama salah satu sekolah di Eropa sementara semua keluarganya di Dallas.
“Ssil Jung sudah menikah??”tanya Seung Won tidak percaya.
Min Young malah menatap Seung Won dengan pandangan menyelidik, berusaha mencari apakah ada tanda-tanda berbohong padanya, tapi Min Young cukup lega karena Seung Won benar-benar tidak tahu mengenai kabar itu. “Ya. Ssil Jung menikah saat dia baru saja memulai pendidikannya di salah satu universitas Italy. Dia bertemu Jong Hoon, dan tidak sampai beberapa bulan kemudian mereka menikah…”
“Jong Hoon??”
“Kau pasti mengenal suami Ssil Jung. Dia Kim Jong Hoon…”
“Tapi dia sudah bangkrut dan menghilang. Bagaimana mungkin Ssil Jung menikah dengannya??”
“Kau bilang Jong Hoon bangkrut?? Tidak mungkin, Dennis pasti akan berusaha menyelamatkan perusahaannya. Tidak mungkin Dennis membiarkan adiknya susah.”
“Tapi kau bilang kalau dia saat itu seorang model atau apalah. Bagaimana cara Dennis menyelamatkan suami adiknya?? Kim Jong Hoon bangkrut hampir lima tahun yang lalu!”jelas Seung Won.
Min Young menggeleng pelan,”Entahlah. Bisa jadi ibu mereka yang menyelamatkan Dennis. Kenapa tidak??”
“Ibu kau bilang?? Kenapa tidak ayah??”tanya Seung Won semakin penasaran.
“Ayah mereka hanya seorang pelukis. Berbeda dengan ibunya yang seorang milyuner. Kim Hee Na, itu namanya.”
“Hee Na ibu Ssil Jung?? Mereka kaya.”ujar Seung Won begitu saja. “Tentu saja mereka kaya.”sambung Min Young.
“Apa lagi yang kau tahu tentang Ssil Jung??”tanya Seung Won penasaran.
“Tidak ada. Beberapa tahun setelah aku bertemu ayahmu, ayah mereka terkena serangan jantung dan membuatnya stroke, Hee Na memilih mundur dari dunia bisnis dan menyerahkan semuanya pada Dennis. Hanya itu yang aku tahu.”jelas Min Young pelan.
Seung Won terdiam. Dia berusaha mencerna semua penjelasan Min Young. Dan kemudian Seung Won bangkit dari tempat duduknya. “Sudah hampir jam makan siang. Aku harus bertemu Ssil Jung…”
“Aku rasa aku tidak akan boleh untuk ikut denganmu, jadi kalau nanti kau ada janji makan siang lagi bersama Ssil Jung yang jauh lebih santai, aku ingin ikut. Aku ingin tahu kabar Dennis…”
Seung Won sama sekali tidak merespon permintaan Min Young. Dia langsung berjalan cepat menuju tempat mobilnya terparkir.

Ssil Jung sengaja datang lebih lambat dari yang dijanjikan, berharap kalau Seung Won bosan, dan pergi meninggalkannya. Tapi semua harapan Ssil Jung sia-sia karena saat dia datang, Seung Won melemparkan senyuman padanya.
“Kau mau makan apa??”tanya Seung Won sambil menarikkan kursi untuk Ssil Jung.
“Terima kasih. Tapi pesanan bisa nanti saja, aku ingin minum cappuccino saja saat ini.”ujar Ssil Jung berusaha agar emosinya tidak terbaca. Siang itu Ssil Jung sudah berusaha untuk tidak berdandan tapi apapun yang Ssil Jung inginkan, pada akhirnya dia malah berdandan habis-habisan. Ssil Jung mengenakan kaos lengan panjang motif kotak-kotak dengan rok selutut polos dengan warna senada ditambah dengan syal rajut yang dipaksakan Max agar Ssil Jung tidak kedinginan di cuaca yang baru akan memasuki musim dingin ini.
“Aku ingin minta maaf atas apa yang sudah kulakukan malam itu.”ujar Seung Won membuka pembicaraan.
Ssil Jung menatap Seung Won sebelum menunduk mengeluarkan sketsa kalung yang diminta Seung Won. “Ini design yang anda minta. Saya harap anda puas.”ujar Ssil Jung mengabaikan apapun ucapan Seung Won sebelumnya.
“Ssil Jung…”
“Kalau ada yang ingin anda ubah, tolong katakan pada saya, jadi saya bisa langsung memperbaikinya.”potong Ssil Jung cepat berusaha agar Seung Won tidak menyebutkan namanya dengan nada menggoda seperti itu.
“Brengsek! Dengarkan aku Ssil Jung!!”geram Seung Won sambil meremas tangan Ssil Jung yang sedang memegang kertas sketsa.
Ssil Jung langsung menatap Seung Won,”Saya rasa kita sudah sepakat untuk bicara tentang pekerjaan dan tidak ada sentuhan…”ujar Ssil Jung pelan sambil berusaha menarik tangannya.
“Ya, dan aku akan melakukannya setelah kau mendengarkan ucapanku.”tegas Seung Won seakan tidak ingin dibantah lagi. Dan ya, selama ini tidak seorangpun berani mendebat Seung Won.
Ssil Jung menyentak tangannya dengan kuat dan berhasil melepaskan diri dari Seung Won. “Maaf, tapi kita sama sekali tidak ada menyepakati masalah ini. Jadi kalau anda sudah selesai, dan tidak ada lagi yang akan diperbaiki dari design ini, saya akan pergi. Selamat siang.”pamit Ssil Jung yang langsung berdiri dan membalik tubunya tiba-tiba hingga dia menabrak seorang pria besar berkulit gelap.
“Maaf…”ujar Ssil Jung penuh penyesalan sebelum Seung Won dengan cepat menarik Ssil Jung ke sisinya yang diikuti dengan gerakan protes dari Ssil Jung.
“Aku tid… Ssil Jung??”ujar pria itu saat memandang Ssil Jung.
Mendengar namanya diucapkan dengan nada begitu akrab membuat Ssil Jung mendongak dan menatap sepasang mata coklat yang sangat dikenalnya. “Romaz… Kau Romaz kan??”tanya Ssil Jung seakan tidak percaya saat melihat sahabat baiknya di unversitas kini berdiri di hadapannya.
“Tentu saja ini aku. Beri aku pelukan…”ujar Romaz senang sebelum menyadari keberadaan Seung Won. “Ah maaf. Aku tidak sadar kalau kau sedang bersama temanmu. Bagaimana kabar Jong Hoon?? Aku sudah lama sekali tidak melihatnya di country club ataupun acara apa saja yang biasa di datanginya.”tanya Romaz yang hampir lima tahun tidak bertemu dengan Ssil Jung. Mereka terakhir bertemu saat Ssil Jung menikah.
Ssil Jung menegang. Dan Seung Won menyadari hal itu. Dia melonggarkan pegangannya pada tubuh Ssil Jung sambil berharap ketegangan Ssil Jung berkurang. Tapi ketegangan Ssil Jung malah semakin meningkat saat Ssil Jung berusaha menjawab pertanyaan Romaz. “A, aku… D, dia… J, Jong Hoon… Aku tidak tahu!!”ujar Ssil Jung tergagap lalu langsung berlari keluar dari Jeremian’s dan mulai menyebrangi jalan.
Seung Won langsung mengejar Ssil Jung, meninggalkan Romaz yang kebingungan, dan baru berhasil menangkap pergelangan tangan Ssil Jung saat mereka berdua sudah berada di seberang jalan. “Aku tidak tahu!! Aku benci mengingatnya!! Aku tidak ingin mengingatnya!! Jangan tanya apapun padaku!”teriak Ssil Jung histeris sampai membuat mereka berdua jadi pusat perhatian para pejalan kaki.
Seung Won menarik Ssil Jung ke dalam pelukannya saat wanita itu mulai menangis,”Aku tahu. Aku tidak akan bertanya apapun tentangnya. Tapi aku mohon, berhentilah menangis seperti ini. Biarkan aku mengantarmu pulang, oke??”ujar Seung Won lembut seakan wanita yang berada dalam pelukannya kini terbuat dari kaca yang akan pecah saat suara Seung Won meninggi sedikit saja.
“Ak, aku tidak ingin pulang… M, Max akan cemas dan dia akan menelpon Dennis. Jangan bawa aku pulang.”ucap Ssil Jung pelan.
“Baiklah. Aku akan membawamu ke rumahku, tapi demi Tuhan, berhentilah menangis.”ujar Seung Won sambil membantu Ssil Jung berjalan menuju mobilnya yang diparkir tidak jauh dari tempat mereka berhenti tadi.
NB:
cast tambahan :
  • Justcallme Ika as Kan Min Young
  • Serba Sembiring as Kim Hee Na
—–to be continued—–

http://allmyfantasy.wordpress.com/2011/09/21/young-kim-marriage-4/