2011/09/26

Young Kim Marriage (7)


Seung Won sudah memperkirakan itu sesaat sebelumnya, tapi mendengar langsung dari mulut orang yang bersangkutan ternyata cukup mengejutkan juga.
“Dan aku hanya bisa mengatakan ini, Ssil Jung sudah pernah menikah dan pernikahannya hancur, karena kata berantakan terlalu bagus untuk menggambarkan keadaan pernikahan Ssil Jung. Dan jangan pernah menyakitinya, dia hampir tidak mempercayai pria manapun lagi setelah itu. Aku tidak bisa mengatakan banyak hal padamu, karena aku tidak memiliki cukup kuasa untuk menceritakannya. Akan lebih baik kalau kau menanyakannya pada saudara-saudara Ssil Jung.”ujar Max cepat.
“Dimana aku bisa menemukan Yuhee atau Dennis? Aku bahkan tidak pernah bertemu dengan mereka setelah pesta Dennis.”
Max mengambil secarik kertas dan sebuah pena dari dalam laci meja persegi di sebelah tempat duduknya dan menuliskan sebuah nama, dua buah alamat, dan sebuah nomor telpon. “Yang paling mungkin aku kunjungi saat ini adalah Yuhee, walaupun dia yang paling susah diajak bicara dibandingkan Dennis. Dia bekerja disini, sebagai sekretaris presiden direktur.”jelas Max.
Dennis membaca kertas itu. Kantor itu milik Jeremy Kim, dan Seung Won sudah sering rapat bisnis dengan pria itu, bahkan dengan anaknya yang menjabat Wakil direktur. Dan pria itu memang selalu di temani oleh sekretarisnya yang…
Kenapa aku bisa tidak menyadari kalau itu Yuhee?? Yuhee yang hadir di pesta dengan yang hadir di setiap rapat bisnis Seung Won seperti dua orang yang berbeda.pikir Seung Won.
Ssil Jung menatap keluar jendela. Sejak kepergiannya dari Dallas, Ssil Jung sama sekali tidak pernah bisa melupakan Seung Won. Ada banyak sisi dari pria itu yang menarik bagi Ssil Jung, dan itu membuatnya berbeda dari Jong Hoon. Wanita itu ingin sekali dapat melupakan Seung Won, itulah alasan utama Ssil Jung kembali ke Perancis saat semua keluarganya di Amerika, bahkan kedua orangtuanya ada di Dallas. Tapi kalau Ssil Jung tidak berusaha melupakan Seung Won, dia takut kejadian yang sama akan terulang kembali. Takut, saat dia sudah menyerahkan hatinya, semua sudah terlambat. Dan ada satu alasan paling rasional yang membuat Ssil Jung tidak sanggup untuk terus berhubungan dengan Seung Won. Ssil Jung sama sekali belum mengenal Seung Won. Mereka baru bertemu kurang dari dua minggu dan Ssil Jung sudah jatuh ke pelukan Seung Won. Ssil Jung tidak berani membayangkan apa yang akan dia lakukan kalau dia berada lebih lama bersama Seung Won. Semua akal sehat Ssil Jung menghilang saat Seung Won mulai menggodanya.
Ssil Jung masih berumur 19 tahun saat dia bertemu dengan Kim Jong Hoon di salah satu acara pameran perhiasan di Paris. Ssil Jung yang saat itu tengah menyelesaikan kuliah design-nya sangat terpesona dengan sosok tampan Jong Hoon. Pria itu berambut hitam dengan mata sedikit hijau. Berbeda dengan Dennis yang berambut agak coklat dan bermata biru laut yang selalu disembunyikannya. Walaupun tidak setampan Dennis, Jong Hoon memiliki pesona tersendiri. Di usianya yang baru 25, Jong Hoon masih memiliki senyum_nyaris_remaja. Dan Ssil Jung sangat menyukai senyum itu. Romaz, teman kuliah Ssil Jung memperkenalkan Jong Hoon pada Ssil Jung, dan pria itu langsung menyambut tangan Ssil Jung dan menciumnya. Setelah itu semua berjalan sangat cepat, Dennis menentang keputusan Ssil Jung untuk menikah dengan Jong Hoon, tapi Ssil Jung memaksa hingga akhirnya Dennis memberikan restunya. Mereka menikah beberapa bulan kemudian, dan tepat sepulangnya dari bulan madu, Ssil Jung mendapat kejutan yang sangat besar. Di bandara, seorang wanita yang sama mungilnya dengan Ssil Jung menunggu kedatangan mereka. Bersama dengan wanita itu berdiri seorang bocah laki-laki berusia tiga tahun. Mereka adalah istri dan anak Jong Hoon.
Ssil Jung merasakan tubuhnya menegang saat mengingat kembali semua kenangan itu. Bagaimana mungkin setelah semua yang Ssil Jung lakukan, dan setelah semua yang mereka lakukan bersama selama beberapa bulan, Jong Hoon tetap tidak memiliki sedikitpun kejujuran untuk Ssil Jung. Oh, tentu saja Jong Hoon ada mengatakan beberapa hal jujur, seperti dia adalah direktur perusahaan periklanan Houston Enterprise, usia Jong Hoon yang baru 25, dan semua prestasinya di bidang lain. Jong Hoon hanya tidak mengatakan kalau dia sangat ambisius hingga sanggup menikahi putri atasannya untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi. Dan Ssil Jung termasuk salah satu targetnya mengingat nama ibunya yang sudah sangat terkenal di dunia bisnis. Dan alasan kenapa Ssil Jung memilih Italy sebagai pusat pembuatan segala perhiasan dan Paris sebagai tempat tinggalnya hanya satu, Ssil Jung tidak ingin siapapun mengenalnya dan mengetahui keberadaannya kecuali orang-orang yang dia percayai.
Seung Won memang terlihat lebih baik dari Jong Hoon, tapi siapa yang tahu?? Oh, Yuhee mungkin tahu karena kakak Ssil Jung yang satu itu sangat pandai membaca apa yang sedang dipikirkan lawan bicaranya, dia pandai membaca situasi dan menjadi penguasanya. Yuhee memang dilahirkan untuk menguasai dalam ketenangan. Dan Ssil Jung tidak pernah sanggup bersaing dengan Yuhee dalam hal apapun. Yuhee jelmaan dari Dennis, yang selalu bisa mengatasi apapun masalah di hidup mereka dengan tenang. Tidak seperti Ssil Jung yang sangat ekspresif. Dan entah kenapa terkadang Ssil Jung merasa kalau Yuhee dan Dennis lebih cocok menjadi anak kandung Hee Na dan Young Woon, daripada dirinya. Ssil Jung hanya berharap setelah dia meninggalkan Seung Won seperti itu, Seung Won akan melupakannya dan melanjutkan hidupnya. Ssil Jung yakin kalau Seung Won tidak akan pernah mengalami kesusahan untuk mencari pasangan.
Saat itulah pintu kamarnya diketuk seseorang, dengan malas Ssil Jung berjalan ke pintu dan membukanya. Disana Rin Rin dan anaknya sedang berdiri dengan wajah pucat. “Aku mohon, lupakan masa lalu… Tolonglah kami, demi anak ini atau demi apapun yang kau sayangi dari kami, dia sangat membutuhkan bantuanmu, dan hanya kau yang bisa membantu kami saat ini…”serbu Rin Rin begitu menatap wajah Ssil Jung.
Ssil Jung mengamati kedua orang di hadapannya, Rin Rin dengan anak laki-lakinya yang berusia 8 tahun terlihat pucat. Dan Ssil Jung bisa menebak apa yang terjadi pada mereka. “Apa yang terjadi??”tanya Ssil Jung datar.
“Dad menelpon dan dia bicara sambil menangis pada Mom… Mom bilang kalau kami harus segera ke Sydney, tapi kami mungkin tidak akan bisa menolong Dad…”ujar Tobby.
“Lalu apa tepatnya yang kalian ingin aku lakukan??”tanya Ssil Jung.
“Hanya kau yang mempunyai kekuasaan itu. Dia dituduh menggelapkan uang perusahaan dan diwajibkan menggantinya bila tidak ingin dipenjara… Dia tidak bersalah. Aku yakin itu.”desak Rin Rin.
“Ceritakan dengan lengkap apa yang sudah terjadi dan beri aku waktu untuk memikirkannya sebelum kita semua terbang ke Sydney…”ujar Ssil Jung datar.
Seung Won memandang bergantian pintu kaca di depannya dengan office boy yang kini berdiri di sampingnya. Beberapa menit sebelumnya Seung Won sedang berada di depan resepsionis dan meminta untuk bertemu dengan seseorang dari kantor itu. Resepsionis yang melayani Seung Won jelas-jelas sangat terpesona dengan sosok Seung Won, dia mulai melancarkan rayuan-rayuannya dan langsung berhenti mendadak dengan raut wajah kekalahan saat Seung Won mengucapkan nama orang yang ingin ditemuinya. Yuhee. Resepsionis itu langsung menelpon ke ruangan Yuhee dan mendapatkan persetujuan dari Yuhee. Resepsionis itu memanggil seorang pemandu untuk mengantarkan Seung Won. Dan saat pemandu itu bertanya kemana dia harus mengantarkan Seung Won, resepsionis wanita itu mengatakan ruangan Yuhee, si pemandu langsung tersenyum lebar dan mengajak Seung Won memasuki lift dan menekan angka 7 di panel elektronik.
Dan disinilah Seung Won sekarang, di depan ruangan Yuhee. Sang pemandu mengetuk pintu Yuhee sebelum membuka pintu kaca itu. “Ms, Park, Mr. Cha ingin menemui anda.”ujar pemandu itu sopan.
“Terima kasih, Joe. Suruh dia masuk.”ujar Yuhee tidak kalah sopan yang dilengkapi dengan senyum yang membuat Joe si Pemandu nyaris mengeluarkan air liurnya karena terlalu semangat membalas senyuman Yuhee. Dan begitu Seung Won masuk, akhirnya Seung Won mengerti raut wajah kekalahan dan wajah sangat memuja seperti tadi.
Yuhee duduk di balik meja kayu mewah berpelitur dengan sangat anggun. Wanita itu mengenakan stelan mahal yang sangat pas di tubuhnya sehingga membuat stelan kerja formal itu seakan lebih seksi dari baju manapun. Yuhee menatap Seung Won dari balik kacamatanya. “Katakan padaku, Cha Seung Won. Apa yang sudah kau lakukan pada Ssil Jung dua minggu belakangan ini sehingga membuat adikku itu melakukan banyak sekali hal tidak terduga??”tanya Yuhee cepat sebelum Seung Won mengatakan apa tujuannya.
Sesaat Seung Won yakin kalau wanita di hadapannya ini bukan seorang sekretaris andal seperti yang selama ini di bicarakan Jeremy, tapi seorang peramal yang bisa membaca pikiran orang. Dengan ketenangan yang tersisa setelah berusaha mencari Ssil Jung mati-matian seperti ini, Seung Won duduk di kursi berlengan di seberang Yuhee.
“Aku tidak dan tidak akan melakukan apapun pada Ssil Jung yang bisa melukainya… Aku tidak ingin melukai wanita yang berpura-pura tegar itu…”jawab Seung Won cepat.
Tiba-tiba Yuhee tersenyum, seakan puas dengan jawaban Seung Won, dan langsung menuliskan sesuatu di secarik kertas yang kemudian disodorkannya pada Seung Won, “Temui aku di rumah dan kita akan membicarakan semua hal yang ingin kau ketahui tentang Ssil Jung selama aku bisa mempercayai apa yang kulihat…”ujar Yuhee cepat.
“Kalau boleh tahu, apa yang kau lihat tepatnya??”tanya Seung Won penasaran.
“Kau pasti tidak ingin mengetahuinya… Tapi, oh, mungkin sebenarnya kau sudah menyadarinya.”ujar Yuhee penuh misteri saat tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dan seorang pria tinggi yang terlihat sanggup menghancurkan apapun hanya dengan menyentuhnya. Pria itu tampan bahkan nyaris cantik, tapi bekas luka di wajahnya, membuatnya sedikit berbeda.
“Aku ingin bicara denganmu, Yui.”ujar pria itu menyebut nama Yuhee seakan Yuhee adalah miliknya. Dan Seung Won sempat menangkap wajah merona Yuhee sebelum wanita datar itu kembali mengenakan wajah tenangnya.
“Inilah salah satu alasan aku tidak ingin bicara di kantor. Jam 7, ingat itu.”ujar Yuhee pelan lalu berjalan keluar dari ruangannya dan mengikuti pria tadi.
Dia pria yang akan menaklukan sang bulan.pikir Seung Won yang entah kenapa malah tersenyum geli.
Seung Won mengamati rumah di hadapannya. Dia memang tidak menyangka kalau sseseorang dengan sifat mendominasi seperti Yuhee menyukai hal-hal yang berbau kekeluargaan seperti rumah ini. Dan yang lebih tidak diduga Seung Won adalah kenyataan bahwa ternyata rumah Yuhee terletak di kompleks yang sama dengan Min Young, bahkan kalau Seung Won memunggungi rumah Yuhee, dia akan langsung berhadapan dengan rumah Min Young. Rumah mereka bersebrangan!
Seung Won menekan bel, berharap bukan Yuhee yang membuka. Dan doa Seung Won terkabul, karena yang membuka pintu bukan Yuhee, ataupun pembantunya. Yang kini tersenyum anggun di depan Seung Won adalah orang yang cukup lama tidak dilihatnya.
“Silakan masuk, Mr. Cha. Ini pertama kalinya kita bertemu dalam suasana di luar bisnis, bukan??”tanya Kim Hee Na sopan dan Seung Won mengangguk setuju. “Yuhee sedang menyiapkan makanan…”lanjut Hee Na sambil berjalan menuju ruang duduk yang cukup luas dan sangat nyaman itu.
Seorang wanita dengan pakaian rumah yang sangat santai keluar dari dapur dengan membawa senampan makanan ringan.”Kita masih harus menunggu dua orang lagi…”ujar Yuhee sambil meletakkan satu persatu piring ke atas meja persegi rendah yang berada di tengah ruangan.
Sesaat Seung Won yakin kalau Yuhee mendongak dan memandang ke arah pintu masuk sebelum duduk di antara ke dua orangtuanya. “Mereka sudah datang…”ujar Yuhee ringan.
“Kau bahkan terlihat lebih manja dari yang paling kecil, Yuhee…”tegur Dennis yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang Seung Won bersama Max. keduanya langsung mengambil tempat di kedua sisi Seung Won.
—–to be continued—–

Tidak ada komentar:

Posting Komentar