2011/09/22

Young Kim Marriage (5)

Sementara itu, Dennis yang sejak datang ke Dallas karena mencemaskan keadaan Ssil Jung sama sekali belum kembali ke New York. Dia sedang makan siang bersama Yuhee saat Max datang setelah terlambat 10 menit.
“Maafkan aku. Ssil Jung baru saja pergi, karena itu aku juga baru bisa datang sekarang…”ujar Max cepat sambil mengambil tempat duduk di sebelah Yuhee. Mereka bertiga makan siang di restoran hotel tempat Dennis menginap.
“Bukan masalah. Jadi sekarang Ssil Jung sudah pergi??”tanya Yuhee sambil meletakkan pisau makannya dan kemudian meneguk jus jeruknya.
Max mengangguk. “Apa yang sebenarnya terjadi pada Ssil Jung?? Kami tahu kalau sudah terjadi sesuatu pada Ssil Jung walaupun Ssil Jung menyangkalnya mati-matian.”tanya Yuhee lagi yang kali ini lebih serius.
“Aku tidak terlalu mengerti tapi yang aku tahu Ssil Jung seperti itu setelah seorang pria menemuinya dua hari yang lalu.”jelas Max.
Dennis langsung menatap Max dingin,”Pria?? Apa itu Jong Hoon??”tanya Dennis terdengar cemas.
“Bukan! Kalau Jong Hoon, aku pasti sudah mengenalinya. Dia bukan Jong Hoon. Pria ini lebih tinggi dan lebih tampan. Rambutnya hitam, bukan coklat seperti Jong Hoon. Matanya juga hitam.”jelas Max sambil mengingat-ingat ciri-ciri Seung Won.
“Kenapa kau bisa berpikir kalau pria itu Jong Hoon?? Dia tidak mungkin berani kembali kesini setelah semua yang kau lakukan padanya.”gumam Yuhee pelan.
Max meneguk kopinya,”Begini, setelah kalian pulang malam itu, Ssil Jung menerima telpon dari seseorang yang bernama Mr. Cha. Kalau melihat reaksi Ssil Jung saat bicara dengannya, aku yakin dia pria yang sama dengan yang datang malam itu.”
“Darimana kau mendapat keyakinan itu??”tanya Yuhee butuh bukti.
“Ssil Jung langsung membanting telpon pada telpon pertama.”jawab Max yakin.
Dennis tersenyum geli,”Bahkan semarah apapun Ssil Jung padaku, dia tidak pernah membanting telponku.”
“Cha Seung Won. Taipan Dallas, dan vice direktur dari SW Coorporate.”ucap Yuhee tiba-tiba. “Bagaimana kau mengenalnya??”tanya Max penasaran.
“Aku sudah bertemu dengannya tiga kali kalau saat pestamu juga dihitung. Aku menemani Casey rapat bisnis dengannya. Dia benar-benar hebat. Hanya dia yang berani mendebat Casey, Jeremy sekalipun paling enggan berurusan dengan Casey. Tapi aku yakin kalau dia tidak mengenaliku.”jawab Yuhee pelan.
Dennis hanya terdiam mendengar penjelasan Yuhee. Dennis yakin kalau ini bukan kedua kalinya dia mendengar nama Cha. Tapi dimana dan kapan??
Mata Dennis menatap undangan pernikahan yang dibawa Yuhee. Dan tiba-tiba sebuah kenangan muncul begitu saja dalam ingatannya. “Aku tahu dimana aku pernah mendengar nama Cha lainnya…”ucap Dennis tiba-tiba membuat Yuhee dan Max langsung menatapnya ingin tahu. “Kan Min Young, temanku sewaktu di dunia modeling menikah dengan seseorang yang bernama seseorang yang bernama Cha. Aku tidak tahu apa hubungan pria ini dengan Seung Won. Dan ada orang yang bernama Mr. Cha juga yang mendahuluiku mendapatkan pentahouse di apartementku yang ditempati Ssil Jung sekarang…”jelas Dennis yang langsung bangkit dari tempat duduknya.
“Kau mau kemana??”tanya Yuhee curiga.
“Mencari Cha Seung Won.”jawab Dennis cepat.
“Jangan ikut campur lagi Dennis. Ssil Jung sudah dewasa, dan dia tahu bagaimana cara mengatasi masalahnya sendiri. Ingatlah kalau kau sudah berjanji pada Mom dan Dad kalau masalah Jong Hoon adalah yang terakhir kalinya kau turun tangan. Ssil Jung akan meminta bantuan kita kalau dia memang membutuhkannya. Sampai saat itu tiba, tolong, percaya padanya.”ucap Yuhee tenang.
Dennis kembali ke tempat duduknya dengan lelah.”Aku hanya ingin melindunginya. Melindungi keluargaku.”gumam Dennis.
Yuhee berdiri dan berjalan ke belakang kursi Dennis kemudian melingkarkan tangannya di leher Dennis,”Sadarlah kalau kami sudah besar. Kami akan meminta bantuanmu kalau kami membutuhkannya. Kau bahkan tidak pernah menganggapku sebagai kembaranmu.”gumam Yuhee lembut.
Dennis mengecup tangan Yuhee lembut dan kemudian berdiri.”Baiklah. Aku akan meninggalkan Ssil Jung pada kalian. Aku harus kembali ke New York hari ini.”pamit Dennis yang langsung pergi begitu saja setelah memberi Yuhee pelukan penuh kasih dan bersalaman dengan Max.
“Jangan pernah berpikir apapun tentang semua yang Dennis lakukan. Sampai kapanpun kau tidak akan pernah mengerti, Max. Dan jangan pernah menganggap Ssil Jung serapuh yang kau kira.”ujar Yuhee saat Dennis sudah meninggalkan mereka berdua di restoran.
Max menatap Yuhee tidak percaya. Max tahu kalau Yuhee sudah memilki banyak gelar di namanya, yang salah satunya adalah gelar magister di bidang psikologi. Tapi Max tidak pernah percaya sampai saat ini. Yuhee berhasil membaca pikirannya!
Seung Won memang sering mengajak wanita untuk tidur dengannya di apartemennya. Tapi semuanya akan tertidur setelah mereka menikmati malam-malam mereka di tempat tidur Seung Won. Bukan dalam pelukan Seung Won di sofa ruang tengah dalam keadaan berpakaian lengkap seperti yang Ssil Jung lakukan sekarang.
Apa aku sudah kehilangan kemampuanku menaklukan wanita??pikir Seung Won sambil menggendong Ssil Jung ke salah satu kamar tamu di penthose-nya. Ssil Jung menggeliat di dalam gendongan Seung Won. Wanita itu lelah secara emosional. Dan Seung Won sangat penasaran dengan apapun tentang Kim Jong Hoon yang membuat Ssil Jung sampai seperti ini. Seung Won membaringkan Ssil Jung di tempat tidur dan kemudian mulai membuka pakaian wanita itu agar Ssil Jung tidur dengan nyaman.
“Sial!”maki Seung Won saat sudah menutup tubuh Ssil Jung dengan selimut tebal lembut yang ada disana. “Aku sangat menginginkanmu, Kim Ssil Jung!”geram Seung Won lalu mencium bibir Ssil Jung sebelum kembali ke kamarnya sendiri untuk mandi air dingin.
Ssil Jung sangat terkejut saat terbangun dan mendapati dirinya bukan berada di kamarnya. Dia meneliti kamar besar yang ditempatinya ini, dan Ssil Jung yakin tidak satupun kamar di apartemennya yang dirancang seperti ini, penuh dengan kesan elegan. Ssil Jung juga menyadari kalau di tubuhnya hanya melekat pakaian dalam saja, dan melihat pakaiannya tersampirkan di salah satu kursi yang ada di dalam kamar itu. Ssil Jung baru akan mengambil pakaiannya saat pintu kamarnya terbuka. Seung Won melangkah masuk dengan nampan sarapan di kedua tangannya.
“Aku kira kau belum bangun… Aku baru saja akan membangunkanmu untuk makan malam.”ujar Seung Won sambil meletakkan nampan itu di meja bulat dekat jendela.
Ssil Jung berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi. Tapi yang diingatnya hanya dia menangis hingga kelelahan dan kemudian tertidur di…
Ya Tuhan! Aku tertidur di pelukan Seung Won!! Bagaimana mungkin aku bisa tertidur di pelukannya!?
Hanya ada satu jawaban, Ssil Jung… Kau tertidur di pelukan Seung Won karena pelukan pria itu memang nyaman dan dadanya begitu hangat… Kau sudah lama tidak merasakan kelembutan itu Ssil Jung.ujar Ssil Jung pada dirinya sendiri.
“Apa yang terjadi setelah aku tertidur?? Dan bagaimana caranya itu bisa??”tanya Ssil Jung sambil menunjuk pakaiannya di kursi.
Seung Won duduk di kursi tempat dia meletakkan pakaian Ssil Jung dan mulai menuang kopi,”Aku tidak mungkin mengantarmu pulang, jadi aku menidurkanmu disini, di kamar tamuku… Dan masalah ini,”Seung Won sengaja menggantung ucapannya dan mengambil pakaian Ssil Jung,”Aku yang menanggalkannya dari tubuhmu… Kau tidak akan nyaman tidur dengan berpakaian lengkap seperti ini…”
“Tapi aku biasa tidur dengan pakaian lengkap!”elak Ssil Jung sambil melilitkan selimut ke tubuhnya, entah kenapa dia merasa begitu telanjang.
Seung Won menyadari gerakan Ssil Jung,”Aku sudah melihat tubuhmu… Dan kalau kau memikirkan bahwa aku bercinta denganmu tadi malam, maka jawabannya kau salah…”
Ssil Jung mendesah lega dan tanpa sadar sebuah senyuman tersungging di bibirnya,”Oh jangan salah… Aku sangat menginginkanmu tadi malam dan malam-malam sebelumnya… Bahkan sebelum aku menciummu, saat aku pertama kali melihatmu… Tapi aku tidak akan bercinta denganmu dalam keadaan tidak sadar seperti itu… Kalau kita bercinta, aku bersumpah akan membuatmu mengingatnya…”lanjut Seung Won lalu meneguk kopinya.
Tubuh Ssil Jung menegang saat mendengar ucapan Seung Won. Sudah lama tubuhnya tidak bereaksi seperti ini, bahkan saat bersama Jong Hoon dulu, Ssil Jung tidak pernah merasa seperti ini. Ssil Jung mengumpulkan keberaniannya sebelum bangkit dari tempat tidur dan berjalan mendekati Seung Won.”Dan aku juga bisa memastikan kalau kita tidak akan pernah bercinta…”ucap Ssil Jung sambil menjulurkan tangannya untuk mengambil pakaiannya di genggaman Seung Won.
“Oh ya??”tanya Seung Won pelan dan semakin menjauhkan pakaian Ssil Jung.
“Tentu saja…”sahut Ssil Jung yang sebenarnya tidak yakin dengan jawabannya sendiri.
Tiba-tiba Seung Won berdiri dan dengan tangannya yang panjang, Seung Won berhasil menjangkau tubuh Ssil Jung dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya,”Tapi aku tidak yakin…”gumam Seung Won lalu mencium bibir Ssil Jung dengan cepat.
Awalnya ciuman Seung Won terasa mendesak. Seolah gairah pria itu sudah terpendam selama jutaan tahun, tapi lama-kelamaan ciuman-ciuman Seung Won semakin melembut dan Ssil Jung akhirnya membuka bibirnya dan membiarkan lidah Seung Won menjelajah mulutnya. Ssil Jung mengalungkan lengannya di leher Seung Won dan memiringkan kepalanya sedikit, memberi Seung Won akses untuk menciumi lehernya.
“Aku sudah lama menginginkanmu…”geram Seung Won parau sambil terus menciumi Ssil Jung hingga wanita itu mengerang nikmat. “Ya… Teruslah seperti itu…”gumam Seung Won di bibir Ssil Jung.
Dan dalam satu gerakan ringan, Seung Won sudah membaringkan Ssil Jung kembali ke tempat tidurnya dan membuka lilitan selimut di tubuh Ssil Jung. “Kau begitu indah…”gumam Seung Won serak dan kembali mencium bibir Ssil Jung.
Ssil Jung begitu menikmati ciuman-ciuman Seung Won di tubuhnya. Dia tidak pernah merasa benar-benar bergairah seperti ini. Bibir Seung Won masih berada di bibir Ssil Jung saat tangan pria itu menyentuh puncak payudara Ssil Jung yang menegang dan mengelusnya lembut. Seung Won kemudian dengan berat hati meninggalkan bibir ssil Jung dan memulai penjelajahannya. Bibir Seung Won mulai menuruni leher Ssil jung hingga berhenti di puncak payudara gelap yang menegang itu. “Kau begitu lembut sayang…”ucap Seung Won tepat sebelum mengulum puncak gelap itu.
Ssil Jung mengerang nikmat dengan semua sentuhan Seung Won di tubuhnya. Bahkan Ssil Jung sama sekali tidak tahu kalau dia punya tempat-tempat yang sangat sensitive, dan Seung Won berhasil menemukan tempat itu dan menggoda Ssil Jung.
“Katakan padaku apa yang kau inginkan, Ssil Jung??”tanya Seung Won lembut sambil menatap ke dalam mata Ssil Jung yang dipenuhi kabut gairah.
Ssil Jung seakan tersadar dengan tatapan Seung Won. Dia ingin menghentikan semua ini, tapi tubuhnya mengkhianati pikirannya. Dengan cepat Ssil jung menarik leher Seung Won.”Aku menginginkanmu..”ucap Ssil Jung sebelum melumat bibir Seung Won.
Seung Won tersenyum puas sebelum membalas ciuman Ssil Jung. “Tentu saja!”sahut Seung Won saat dirinya mulai memasuki Ssil Jung, dan begitu seluruh bukti gairah Seung Won berada di dalam tubuh Ssil Jung, wanita itu mengerang nikmat. “Jangan berhenti… Oh Seung Won… Terus…”ucap Ssil Jung sembarangan.
Dan Seung Won memang tidak berniat untuk berhenti apapun yang terjadi. Dia sudah lama menginginkan Ssil Jung, dan sekarang saat Ssil Jung sudah menjadi miliknya, Seung Won bertekad untuk tidak melepaskan Ssil Jung. Keduanya berbaring telentang setelah semua yang mereka lakukan. Ssil Jung memejamkan matanya dan meringkuk di dalam pelukan Seung Won.
Aku sama sekali tidak mengingat apapun tentang Jong HoonSeung Won membuatku melupakan semuanya…pikir Ssil Jung sedikit nyaman.
“Memang disinilah seharusnya kau berada…”gumam Seung Won saat menyadari kalau Ssil Jung sama sekali tidak tidur.
Ssil Jung memejamkan matanya sebentar lagi, dan kemudian membayangkan Max cemas karena Ssil Jung tidak pulang-pulang memberikan Ssil Jung kekuatan untuk bangkit. “Aku harus pulang…”ujar Ssil Jung sambil memandang ke jendela dan menyadari kalau langit sudah gelap. “Ya Tuhan! Max pasti mencemaskanku!!”teriak Ssil Jung tertahan dan kemudian langsung turun dari tempat tidur.
“Setelah semua yang kita lakukan, kau masih ingat dengan kekasihmu itu??”geram Seung Won yang entah kenapa merasa cemburu melihat Ssil Jung mengingat pria lain setelah bercinta dengannya.
Cemburu?? Itu hanya karena aku tidak pernah mendapat saingan!pikir Seung Won cepat dan membuang kenyataan kalau masih ada pilihan jawaban lain.
Ssil Jung menatap Seung Won dengan pandangan tidak percaya. Ssil Jung sangat berharap telinganya salah atau yang tadi bukan suara Seung Won. Dalam hatinya Ssil Jung sangat berharap kalau Seung Won berbeda dengan pria lain. Tapi tatapan Seung Won yang memandangnya jijik, kesal, atau apapun itu membuat Ssil Jung sadar kalau Seung Won hanya laki-laki penuh emosi yang bercinta dengannya hanya untuk menyalurkan gairahnya yang terpendam. “Dengarkan aku, Cha Seung Won… Aku tidak akan bercinta dengan orang lain atau apapun namanya kalau aku mempunyai kekasih… Oh, aku mungkin agak kuno, tapi aku menjunjung tinggi kesetiaan…”tegas Ssil Jung sambil memunguti pakaiannya dan berjalan ke kamar mandi.
Ssil Jung hanya butuh beberapa menit untuk mengenakan kembali semua pakaiannya, dan dia tidak merasa perlu untuk berdandan penuh, hanya menyapukan sedikit bedak dan memakai lipstick. Saat Ssil Jung keluar dari kamar mandi, Seung Won masih duduk di tempat tidur, hanya saja pria itu tidak telanjang seperti tadi, dia sudah mengenakan jubah mandinya yang tadi digunakannya saat mengantarkan makan malam untuk Ssil Jung. Ssil Jung mengeluarkan map kertas tempatnya menyimpan design kalung untuk Seung Won dan meletakkan map itu di meja bulat dekat jendela.
“Itu design yang kau minta… Hanya sebatas itu aku bisa mengerjakannya… Selamat tinggal, Mr Cha…”ucap Ssil Jung cepat sambil melangkah menuju pintu, tapi Seung Won lebih cepat darinya. “Tunggu sebentar, aku akan segera berpakaian dan mengantarmu pulang…”cegah Seung Won sambil menahan pergelangan tangan Ssil Jung yang menyentuh gagang pintu.
Ssil Jung memaksakan senyum bisnisnya,”Aku rasa aku bisa pulang sendiri… Lagipula, melihat pemandangan yang bisa dilihat dari kamar ini, aku rasa kita berada di gedung yang sama… Ini cukup menjelaskan kenapa kau tahu dimana aku tinggal…”ujar Ssil Jung tenang sambil menarik tangannya dari genggaman Seung Won dan dengan tangan yang lain membuka pintu.
Seung Won sudah mem-fax design kalung itu pada Selena agar wanita itu segera mengirimkannya ke toko perhiasan terbagus di Dallas. Selena sangat menyukai design itu dan tidak berhenti memujinya. Bahkan sekretaris Seung Won itu mendesak agar diberitahu siapa yang membuat design itu. Tapi Seung Won menolaknya dengan mengatakan kalau si designer sudah berhenti membuat rancangan apapun. Seung Won bahkan sudah mencoba menelpon ke apartemen Ssil Jung pagi-pagi sekali untuk mengajak wanita itu makan siang, tapi sama sekali tidak ada jawaban. Seung Won mengulang menelpon Ssil Jung satu jam sebelum makan siang, tapi tetap tidak ada jawaban. Dengan kesal akhirnya Seung Won mendatangi tempat kerja Willy dan sangat terkejut saat mengetahui tidak ada pegawai mereka yang bernama Kim Ssil Jung. Dan kalaupun ada yang bernama mirip dengan itu, bukan Kim namanya, tapi Ssil Jung Murphy.
Seung Won langsung curiga dan langsung menelpon Min Young untuk memastikan. “Siapa nama adik Dennis??”tanya Seung Won langsung saat mendengar suara Min Young di sebrang.
“Park Yui dan Kim Ssil Jung… Ada apa?? Bukankah selama ini kau menyebutnya sebagai Yuhee dan Ssil Jung??”tanya Min Young penasaran.
“Apa mereka keluarga bernama ganda?? Apa keluarga mereka memakai nama Inggris?”tanya Seung Won langsung tanpa memperdulikan pertanyaan Min Young.
Di kamarnya Min Young menggeleng pelan, “Seingatku hanya ibu mereka yang bernama ganda, ketiga anaknya hanya menggunakan nama ayah mereka… Dan hanya Dennis yang memakai nama Inggris. Ada apa, Seung Won?? Katakan padaku.”
“Apa nama Inggris ibunya??”
“Murphy. Hee Na Murphy”
“Sial!”maki Seung Won langsung menutup telpon dan meninggalkan Min Young dengan muka penasaran sekaligus tidak percaya mendengar Seung Won memaki penuh emosi seperti itu.
Seung Won langsung berhadapan dengan pengurus toko tempat Ssil jung bekerja,”Jadi, kenapa wanita bernama Ssil Jung Murphy itu tidak ada disini sekarang padahal ini masih jam kerja??”tanya Seung Won dingin hingga membuat pengurus tak bersalah itu gemetar.
“Dia sudah berhenti Tuan… Pagi-pagi sekali dia mengatakan berhenti melalui telpon, dan mengatakan kalau semua kerjanya selama ini tidak perlu dibayar. Apa dia sudah melakukan kesalahan??”tanya pria paruh baya itu gemetar.
Tanpa memperdulikan pertanyaan si pengurus, Seung Won langsung membalik badan dan segera keluar dari toko itu sebelum kemarahannya meledak.
——to be continued——-

http://allmyfantasy.wordpress.com/2011/09/22/young-kim-marriage/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar